PT Pertamina (Persero) mencatat kinerja hulu yang positif pada triwulan pertama 2018. Produksi migas setara minyak sepanjang Januari-Maret 2018 tercatat sebesar 923 MBOEPD yang terdiri atas minyak 386 MBOPD dan gas 3.115 MMSCFD. Produski minyak naik 14 persen dibandingkan periode sama 2017, yang terealisasi 337 MBOPD dan produksi gas naik sebesar 55 persen dibandingkan periode sama 2017 sebesar 2.007 MMSCFD.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito menjelaskan capaian kinerja hulu yang positif tersebut merupakan kerja keras seluruh insan Pertamina dalam upaya meningkatkan produksi. "Pertamina mencatat kinerja hulu yang menggembirakan sepanjang triwulan pertama tahun ini," katanya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (29/5/2018).
Di sektor panas bumi (geothermal), lanjut Adiatma, Pertamina juga menunjukkan kinerja positif. Pada triwulan pertama 2018, produksi panas bumi setara listrik mencapai 959 GWh atau naik tipis sebesar 1 persen dibandingkan realisasi triwulan pertama 2017 sebesar 949 GWh.
Sementara, kapasitas terpasang panas bumi Pertamina hingga triwulan pertama 2018 mencapai 617 MW atau masih sama dengan posisi pada 2017. "Saat ini, proyek geothermal Lumut Balai Unit 1 dalam tahap EPC dan dijadwalkan onstream pada triwulan empat 2018," katanya.
Lebih lanjut Adiatma menjelaskan, sejumlah program prioritas sektor hulu pada 2018. Di sisi produksi, program prioritasnya antara lain mempertahankan produksi migas Blok Mahakam dengan mengembangkan Lapangan Tunu Shallow Phase 4, Handil Phase 5, dan Tambora Phase 5; menaikkan produksi Lapangan Banyu Urip; menurunkan decline rate dengan membor 108 sumur, well services, termasuk program reaktivasi lapangan; serta optimalisasi operasi panas bumi Ulubelu, Kamojang, dan Lahendong.
Sedangkan, proyek-proyek hulu yang menjadi program prioritas pada 2018 antara lain panas bumi Karaha dan Lumut Balai; gas Jambaran Tiung Biru; dan pengembangan proyek PIEP PLN Phase IV untuk menambah produksi migas dari internasional.
Terkait akuisisi migas, Adiatma mengatakan, pemerintah telah memutuskan 100 persen hak kelola atau participating interest blok migas terminasi pada 2018 kepada Pertamina yakni Tuban, Ogan Komering, NSO, Sangasanga, Attaka, East Kal, OSES, dan Tengah. "Proses alih kelola blok terminasi termasuk operasi dan sumber daya manusia sudah berjalan dengan lancar," kata Adiatma.
Untuk program upstream services, Adiatma melanjutkan Pertamina menambah 3 unit rig hoist dalam upaya meningkatkan market share PDSI dengan tetap memperhatikan aspek HSSE dan customer satisfaction. Selain itu, membangun dan mengembangkan operasi pemboran dengan teknologi informasi yang terintegrasi sehingga memberikan peluang bisnis bagi Elnusa maupun PDSI. "Penerapan gross split menjadi peluang bagi PDSI dan Elnusa agar program sinergi bisa terlaksana khususnya melalui penggunaan dan pemanfaatan barang dan jasa," ujar Adiatma.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: