Perum Bulog mengakui serapan beras produksi petani oleh pihaknya di Sulawesi Tengah tahun ini masih rendah karena baru 15 persen dari target 50.000 ton.
"Ya capaiannya masih sekitar 15 persen," kata Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Bahar Haruna di Palu, Rabu.
Berdasarkan data Bulog Sulteng, dari target pengadaan yang ditetapkan pusat sebanyak 50.000 ton, baru terealisasi sekitar 7.000 ton.
Ia mengemukakan rendahnya realisasi pembelian beras yang dilakukan Bulog Divisi Regiona Sulteng dikarena harga beras di tingkat produsen dan penggilingan padi seluruh sentra produksi beras cukup tinggi.
Bulog, kata dia, mengacu pembelian beras petani sesuai standar harga patokan pemerintah.
Berdasarkan Impres Nomor 5 Tahun 2015, harga pembelian pemerintah (HPP) beras ditetapkan sebesar Rp7.300/kg.
Sementara harga beras di beli para pedagang lokal maupun dari luar Sulteng seperti Gorontalo dan Manado langsung ke petani rata-rata diatas Rp8.000-an/kg.
Otomatis, katanya, Bulog kesulitan membeli beras petani.
Padahal, kata Bahar sekarang ini sudah memasuki semester I, tetapi realisasi penyerapan beras petani oleh Bulog Sulteng baru sekitar 7.000-an ton dari target 50.000 ton selama Januari-Desember 2018.
Meski demikian, stok beras yang ada di gudang Bulog Sulteng hingga kini masih cukup memadai, tanpa merincinya.
Bulog selain membeli beras jenis medium yang diperuntukan bagi penerima bansos, juga membeli beras premium untuk kebutuhan masyarakat kelompok menengah atas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: