Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inilah Kontribusi Bank BJB Dukung Perfilman Tanah Air

Inilah Kontribusi Bank BJB Dukung Perfilman Tanah Air Kredit Foto: BJB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank BJB mendukung perkembangan industri perfilman nasional, baik secara materi maupun moril. Sebagai contoh, BJB mendukung dua film berjudul "Seteru" serta "Guru Ngaji" yang masing-masing dirilis pada tahun 2017 dan 2018.

Senior Vice President Divisi Corporate Secretary Bank BJB, Hakim Putratama, menuturkan, Bank BJB sangat peduli terhadap kondisi negeri agar tetap bersatu dalam menghadapi segala tantangan yang semakin berat. Pesan perdamaian dalam alur cerita film merupakan bentuk kritik halus terhadap keadaan terkini bangsa Indonesia yang tengah diterpa ancaman disintegrasi karena perbedaan suku maupun agama.

"Kami pilih film-film yang bisa mengedukasi generasi muda untuk tetap menjaga kedamaian dan cinta Tanah Air," ujar Hakim dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Realisasi film Seteru merupakan tindak lanjut dari hasil kesepakatan antara BJB, Dapur Film, dan Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan. Film Seteru merupakan bentuk dukungan dari program pemerintah terkait bela negara dan ketahanan nasional.

Melalui film Seteru, BJB mengajak kalangan pelajar untuk senantiasa menyerukan gerakan antitawuran dan fokus pada pengembangan potensi diri.

"Bank BJB merupakan lembaga perbankan yang memiliki tanggung jawab sosial dan berkewajiban menciptakan suasana kondusif di tengah masyarakat. Semoga pesan moral yang terkandung dalam Seteru dapat menginspirasi pelajar agar potensi yang dimiliki disalurkan ke arah yang positif," ujar Hakim.

Langkah BJB dan Kementerian Pertahanan tersebut mendapat apresiasi dari sutradara film Seteru, Hanung Bramantyo. Keterlibatan BJB menegaskan kehadiran negara dalam pembangunan infrastruktur perfilman untuk tujuan ketahanan nasional.

Pasalnya, konflik horisontal di kalangan pelajar merupakan tanggung jawab seluruh pihak. Terlebih lagi, gempuran film asing perlahan menggerus kreasi karya anak bangsa serta mengubah gaya hidup anak muda Indonesia. Hal tersebut secara tidak langsung mengikis identitas sebagai bangsa Indonesia.

"Generasi muda itu lupa siapa pahlawannya. (Lupa) apa arti nasionalisme dan mereka mengunggulkan produk luar. Secara kebudayaan dan ketahanan nasional ini sudah tergerus," ujar Hanung.

Sementara itu, film Guru Ngaji merupakan hasil kerja sama antara BJB dan rumah produksi Chanex Ridhall Picture. Film berdurasi 100 menit tersebut merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan yang dipersembahkan BJB untuk jasa seluruh guru mengaji di Indonesia.

Bahkan, sebagian hasil keuntungan penjualan tiket film "Guru Ngaji" disumbangkan untuk peningkatan kesejahteraan guru mengaji di Indonesia melalui Dompet Dhuafa.

"Ini wujud komitmen kami untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Juga sebagai apresiasi kepada guru mengaji. Adalah sebuah kewajiban kami untuk terus memberikan kontribusi dalam membangun Indonesia dan memahami negeri," ujar Hakim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: