Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berhasil Ditekan, Inflasi Mei di Kepri Hanya 0,16%

Berhasil Ditekan, Inflasi Mei di Kepri Hanya 0,16% Pedagang menunggu calon pembeli di Pasar Tradisional Kersik Tuo di kaki Gunung Kerinci, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Jumat (30/6). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan untuk merevitalisasi sekitar 1.003 unit pasar tradisional pada tahun ini guna membenahi sistem perdagangan tradisional melalui pembenahan manajemen dan pendampingan pedagang. | Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Batam -

Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau berhasil menekan inflasi Mei 2018 atau pada awal Ramadan 1439 Hijriah hingga tercatat hanya 0,16% (month to month/mtm).

Wakil Ketua TPID Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, mengatakan inflasi Kepri lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,21% (mtm).

"Inflasi Mei 2018 lebih rendah dari rata-rata historisnya 3 tahun terakhir yaitu inflasi 0,41% (mtm)," kata Gusti di Batam, Minggu (10/6/2018).

Secara tahunan, inflasi IHK Kepri Mei 2018 tercatat 3,96% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan inflasi April 2018 sebesar 4,35% (yoy), namun lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,23% (yoy).

Gusti mengatakan inflasi Mei 2018 didorong seluruh kelompok komoditas, administered prices, volatile food, dan inti. Kelompok komoditas administered prices mencatatkan inflasi 0,52% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,11% (mtm).

Inflasi pada kelompok administered prices terutama bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara yang mencapai 1,67% (mtm) dengan andil 0,06% (mtm).

"Kenaikan tarif angkutan udara ini disebabkan peningkatan harga oleh operator penyedia jasa angkutan udara karena meningkatnya permintaan menjelang mudik Idul Fitri," kata dia.

Kelompok komoditas volatile food mencatatkan inflasi sebesar 0,18% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 1,45% (mtm).

Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas bayam dan daging ayam ras yang masing-masing sebesar 20,92% (mtm) dan 4,01% (mtm). Harga bayam di Kepri mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 14,62% (mtm).

"Kenaikan harga disebabkan terbatasnya pasokan bayam di pasar karena kerusakan hasil kebun akibat curah hujan yang cukup tinggi selama bulan Mei 2018," kata dia.

Sementara itu, naiknya harga daging ayam ras disebabkan peningkatan harga pakan ayam yang berdampak pada kenaikan biaya peternakan ayam sehingga harga jual ayam menjadi lebih tinggi.

Berdasarkan pantauan PIHPS, rata-rata harga daging ayam ras segar di Kepri pada bulan Mei 2018 mengalami peningkatan sebesar 3,61% dari rata-rata harga pada bulan sebelumnya.

Meski begitu, secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 7,79% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 9,18% (yoy).

Sedangkan kelompok inti mencatat inflasi 0,01% (mtm), lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,01% (mtm).

Andil terbesar inflasi kelompok inti bersumber dari kenaikan harga pizza sebesar 4,04% (mtm) dengan andil 0,02% (mtm).

"Peningkatan harga pizza tersebut dikarenakan kenaikan harga bahan baku pembuatan pizza seperti telur ayam dan tepung terigu," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: