Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Sedang Bagus, BULL Bakal Beli Kapal

Pasar Sedang Bagus, BULL Bakal Beli Kapal Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) melakukan aksi korporasi rights issue sebanyak 2,51 miliar saham baru untuk mendapatkan dana segar sebesar Rp351,86 miliar.

Langkah rights issue ini akan dijadikan modal untuk menjawab permintaan kapal yang terus meningkat, di mana harga kapal secondhand masih sangat murah, sedangkan permintaan pengangkutan terus meningkat.

"Permintaan ruang kapal tanker minyak diprediksi akan naik 4% di tahun 2018 oleh Clarksons Research, sedangkan perkembangan armada hanya 1%. Berarti permintaan akan tumbuh 4 kali lipat lebih tinggi daripada persediaan yang akan mendorong penyewa berebut untuk mendapatkan kapal yang berujung pada kenaikan signifikan tarif sewa," kata Direktur Utama BULL, Wong Kevin, di Jakarta, Kamis (21/6/2018).

Ia mengungkapkan bahwa pada 2015 saja tarif sewa naik dari US$15.000/hari ke US$30.000/hari dalam waktu 1 tahun dengan hanya gap 1%, di mana permintaan lebih tinggi daripada persediaan. Dengan gap 3% tahun ini atau 3 kali lipat lebih baik daripada 2015, tarif sewa berpeluang meningkat jauh lebih signifikan.

Dampak peningkatan tarif sewa kapal sangat besar pengaruhnya terhadap laba bersih BULL karena setiap peningkatan tarif charter US$1.000/hari di setiap kapal BULL akan meningkatkan laba bersih per tahun per kapal sebanyak US$365.000. Armada BULL saat ini 17 kapal dan akan terus berkembang.

"Dengan dukungan keuangan dan pendanaan yang andal, dapat diyakinkan bahwa BULL akan mencapai kinerja yang jauh lebih baik lagi daripada tahun 2017," jelasnya.

Rencana Ekspansi ke Bisnis Batu Bara

Selain dari segmen minyak dan gas, pertumbuhan industri transportasi angkutan laut juga akan tumbuh sangat signifikan sejak Presiden Jokowi memberikan penguatan Asas Cabotage menjadi Beyond Cabotage.

"Perseroan juga mendapatkan permintaan untuk kapal pengangkutan batu bara, di mana sesuai dengan peraturan Beyond Cabotage, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 82 Tahun 2017, pada Mei 2020, ekspor batu bara dan CPO harus diangkut oleh kapal perusahaan pelayaran Indonesia. BULL juga ingin merambah ke bisnis batu bara dan ikut ambil bagian mendukung peraturan tersebut dan rencananya tidak lama lagi akan ada realisasinya," lanjutnya.

Ini tentunya prospek yang sangat besar karena Indonesia adalah negara pengekspor batu bara terbesar dengan ekspor lebih daripada 300 juta ton per tahun ditambah dengan permintaan dalam negeri yang sekitar 100 juta ton per tahun.  

Daam kesempatan ini, Ia pun menyebutkan jika dana dari rights issue akan mempercepat pertumbuhan nilai perusahaan yang berimplikasi peningkatan nilai perusahaan secara berkesinambungan. Secara historis, BULL menggunakan dana dari pasar modal dengan produktif.

Pada 2017, dengan tambahan dana Rp240 miliar BULL meningkatkan kapasitas armadanya dari di bawah 600.000 DWT menjadi 850.000 DWT atau lebih dari 40%. Hal ini mendorong harga saham naik dari sekitar Rp100 sebelum rights issue di tahun 2017 sampai titik tertinggi di atas Rp250.

Didukung dengan rights issue sekarang yang lebih besar dan juga aksi korporasi lainnya yang direncanakan, ke depan BULL berpotensi besar mendapatkan laba bersih yang meningkat secara berkesinambungan dan signifikan.

"Didukung prospek dalam negeri yang sangat cemerlang dengan komitmen pemerintah dalam hal maritim dan juga penguatan pasar luar negeri yang sangat menjanjikan, kami yakin BULL akan mencapai nilai pasar yang jauh lebih baik daripada sekarang," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: