Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangun Pabrik, Perusahaan CPO Ini Incar Dana Publik Rp175,92 M

Bangun Pabrik, Perusahaan CPO Ini Incar Dana Publik Rp175,92 M Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Mahkota Group Tbk bakal melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menjual sebanyak-banyaknya 703.688.000 saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan IPO Perseroan, dengan nilai nominal Rp100 per saham. 

Dalam aksi ini, Perseroan manawarkan saham kepada masyarakat dengan kisaran harga penawaran Rp200 sampai dengan Rp250 per saham. Artinya, dana yang akan dihimpun Perseroan dari IPO sebesar Rp140,73 miliar hingga Rp175,92 miliar. 

Direktur Utama Perseroan, Usli, mengungkapkan bahwa seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sebesar 60% akan digunakan untuk pengembangan industri hilir melalui investasi ke entitas anak PT Mutiara Unggul Lestari (MUL), yaitu PT Intan Sejati Andalan (ISA) yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant yang berlokasi di Jalan Duri–Dumai, Desa Bathin Sobanga, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. 

"Dan publik yang kita dapatkan akan buat downstream. Untuk pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu 8 bulan, terhitung 3 bulan sejak Perseroan menerima dana hasil penawaran umum perdana saham," kata Usli di Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Adapun tujuan pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant guna memberi nilai tambah bagi Perseroan. Dengan adanya pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant, Perseroan dapat melakukan sistem pemurnian yang dapat menghasilkan produk turunan olein (minyak makan) dan sterin (bahan baku margarin dan oleochemical) serta produk turunan lainnya. 

"Dengan adanya pengembangan industri hilir ini, kami berharap dapat meningkatkan pendapatan," ucapnya. 

Sementara itu, sisanya yang sebesar 40% akan digunakan untuk modal kerja ke entitas anak, yaitu PT Mutiara Unggul Lestari, PT Berlian Inti Mekar, dan PT Intan Sejati Andalan.

Perseroan pun menunjuk PT Panin Sekuritas Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi dalam penawaran umum perdana saham Perseroan yang akan dilaksanakan awal Juli 2018. Tanggal efektif IPO pada 29 Juni 2018, masa penawaran umum 3 Juli hingga 9 Juli 2018, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli 2018. 

Usli pun optimis akan prospek pertumbuhan perkebunan kelapa sawit. Menurutnya, perkebunan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak per hektare tertinggi dari semua jenis minyak nabati lainnya.  

Di negara penghasil minyak yang lebih tinggi, hasil rata-rata kelapa sawit sekitar empat ton minyak per hektare per tahun, lebih dari dua kali lipat produksi minyak per hektare yang diperoleh deri lobak dan empat kali produksi minyak per hektare yang diperoleh dari kedelai dan biji bunga matahari. 

Oleh karena itu, minyak sawit membutuhkan area perkebunan yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya untuk memproduksi jumlah minyak yang sama. Biaya produksi per ton minyak sawit juga lebih rendah dibandingkan tanaman penghasil minyak lainnya.

"Produksi CPO di Indonesia diperkirakan akan tumbuh 7% (YoY) di 2017/2018. Indonesia merupakan negara produsen CPO terbesar di dunia. Sampai Oktober 2017, produksi CPO Indonesia ada di level 34,04 juta ton dan ekspor CPO Indonesia berada di level 26,73 Juta ton," lanjut Usli.

Usli tidak memungkiri jika dalam kurun watu tiga tahun terakhir pendapatan Perseroan terus merosot dari Rp2,01 triliun di 2015 menjadi Rp1,85 triliun di 2016 dan turun lagi menjadi Rp1,76 triliun di akhir 2017. Penurunan tersebut dikarenakan penurunan tandan buah segar (TBS) olah akibat kebakaran kebun-kebun kelapa sawit masyarakat di Riau dan sekitarnya pada 2015. 

"Kebakaran tersebut mengakibatkan rendahnya hadil panen di tahun 2016 dan 2017," jelasnya. 

Untuk laba bersih tak jauh berbeda kondisinya dengan pendapatan. Di tahun 2015, laba bersih Perseroan ada di posisi Rp40,25 miliar, namun sempat naik di 2016 menjadi Rp50,07 miliar, lalu anjlok di 2017 ke Rp17,24 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: