Di tahun 2017, pasar modal Indonesia mencatat kemajuan berarti dari segi jumlah perusahaan tercatat, penambahan jumlah investor yang aktif, serta penguatan ketahanan pasar. Semua ini berkat upaya Bursa Efek Indonesia (BEI) beserta segenap pemangku kepentingan yang berhasil melakukan terobosan di hampir seluruh aspek kegiatan pasar modal.
Pasar modal Indonesia di sepanjang 2017 mencatat rekor tertinggi dalam hal kapitalisasi pasar (Rp7.052 triliun), indeks pasar (6.355,65 poin), dan transaksi pasar dari segi volume (11,95 miliar unit saham per hari), nilai (Rp7,6 triliun per hari), maupun frekuensi perdagangan (312,48 ribu kali transaksi).
Mantan Direktur Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, dalam Rapat Umum Pemegang SahamTahunan (RUPST) BEI tahun 2018 mengatakan, keberhasilan capaian tersebut antara lain dipicu oleh ekspansi basis investor ritel domestik berkat upaya pasar modal Indonesia menjangkau calon investor baru dari segala lapisan masyarakat untuk berinvestasi di BEI.
"Bersama seluruh pemangku kepentingan pasar modal, BEI mampu meningkatkan literasi pasar modal menjadi 15% (Nielsen 2017) sehingga memberikan landasan yang lebih kokoh bagi pengembangan BEI di masa depan. Saat ini jumlah investor pasar modal telah mencapai 1,12 juta single investor identification (SID) walaupun di sisi lain, BEI memandang peluang peningkatan literasi pasar modal di kalangan masyarakat luas masih terbuka lebar," ujarnya di Jakarta, Jumat (28/6/2018).
Oleh karena itu, BEI mengerahkan segala daya dan serangkaian inisiatif untuk meningkatkan literasi pasar modal, antara lain dengan terus menggaungkan kampanye #YukNabungSaham, optimasi fungsi pengembangan wilayah dan jangkauan BEI yang hingga akhir tahun 2017 telah mencakup 324 galeri investasi, 29 kantor perwakilan, dan 6 pusat informasi Go Public.
Selain menjadi wahana investasi masyarakat, pasar modal juga semakin memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha. Pencatatan penawaran perdana saham telah berhasil dilakukan oleh 37 perusahaan di sepanjang tahun 2017 yang merupakan pencapaian tertinggi selama 23 tahun terakhir dengan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp9,56 triliun.
Dengan ditambah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan konversi Waran, pencatatan efek bersifat ekuitas sepanjang tahun 2017 berhasil menghimpun dana sejumlah Rp85,78 triliun, naik 13,23% dari Rp75,76 triliun di 2016. Di sisi lain, aktivitas pencatatan obligasi mencatat penghimpunan dana mencapai Rp726,03 triliun atau meningkat 21,5 % dibandingkan di 2016.
Di sepanjang tahun 2017, total penghimpunan dana dari pencatatan saham dan obligasi telah mencapai Rp812 triliun yang merupakan jumlah terbesar sepanjang sejarah pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Di sisi lain, BEI dengan perannya yang strategis juga terus mengedepankan aktivitas perdagangan efek secara teratur, wajar, dan efisien.
BEI tetap menjaga kelangsungan perseroan dengan melakukan efektivitas biaya pada setiap kegiatan. Dengan begitu, sepanjang 2017 BEI berhasil memperoleh pendapatan usaha Rp1,2 triliun serta memperoleh laba bersih Rp310 miliar. Jumlah kas dan setara kas yang terjaga di kisaran Rp2,4 triliun dan meningkatnya nilai ekuitas BEI menjadi Rp3,6 triliun di akhir 2017.
BEI juga terus berupaya meningkatkan infrastruktur pasar modal, termasuk mengupayakan penyempurnaan infrastruktur teknologi informasi, pembaruan sistem perdagangan, serta pengembangan New Data Center yang akan mampu meningkatkan faktor ketersediaan perangkat teknologi informasi BEI hingga 99,98% dalam waktu dekat. BEI juga berhasil memperolehsertifikat ISO 9001:2008 Quality Management dan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi.
Di Tahun 2017, BEI dinobatkan sebagai salah satu perusahaan Asia terbaik untuk tempat bekerja oleh HR Asia. Penghargaan ini mencerminkan lingkungan kerja yang kondusif bagi personel bursa yang berusia muda dan dinamis.
RUPST BEI 2018 juga mencatat beberapa agenda yang telah disetujui secara aklamasi oleh pemegang saham seperti Persetujuan atas Laporan Tahunan, termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2017, Penunjukan dan Pengangkatan Akuntan Publik Perseroan Untuk Tahun Buku 2018, Persetujuan atas Pemberian Uang Jasa bagi Anggota Direksi Perseoan yang Berakhir Masa Baktinya, serta Pengangkatan Anggota Direksi Perseroan Masa Bakti 2018–2021 berikut Penetapan Tugas dan Wewenang Serta Gaji dan Manfaat Lainnya.
Ketujuh Anggota Direksi BEI yang berakhir masa baktinya adalah Tito Sulistio (Direktur Utama), Samsul Hidayat, Hamdi Hassyarbaini, Alpino Kianjaya, Nicky Hogan, Sulistyo Budi, dan Chaeruddin Berlian. RUPST BEI 2018 juga memperkenalkan ketujuh direksi baru yang telah ditetapkan oleh Otoritas JasaKeuangan (OJK) berdasarkan surat nomor: S-74/D.04/2018 perihal Penyampaian Daftar Calon Direktur PT BEI Terpilih untuk Masa Jabatan 2018-2021, yakni Inarno Djayadi (Direktur Utama), IGD N. Yetna Setia, Laksono Widito Widodo, Kristian Sihar Manullang, Fithri Hadi, Hasan Fawzi, dan Risa Effenita Rustam.
RUPST ini dihadiri oleh 104 pemegang saham (atau 99,05% dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara). Ke depannya, BEI akan terus mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia dengan tata kelola yang baik, personel yang berkompetensi tinggi, serta dukungan infrastruktur kelas dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: