Pemkab Sleman terus memantapkan siaga penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi yang saat ini masih berstatus waspada atau level 2.
"Sejak 21 Mei 2018, status Merapi telah dinaikkan ke level `waspada`. Sejak 11 Mei hingga 1 Juni 2018 telah terjadi 12 letusan freatik yang menunjukkan tingginya aktivitas vulkanik," kata Bupati Sleman Sri Purnomo di Sleman, Sabtu (30/6/2018).
Menurut dia, Pemkab Sleman telah melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana serta melakukan langkah sosialisasi kepada warga masyarakat, di setiap dusun dan sekolah-sekolah yang berada di sekitar Merapi tentang langkah-langkah kesiapsiagaan.
"Dengan adanya kondisi tersebut, warga Sleman telah belajar dari pengalaman sebelumnya dengan menunjukkan kesiapsiagaan bencana," tambahnya.
Ia mengemukakan saat ini Pemkab Sleman terus berkoordinasi dengan BPPTKG Yogyakarta untuk menetapkan langkah-langkah tindak lanjut penanggulangan bencana yang mungkin diperlukan.
"Dana tak terduga sebesar Rp2,5 miliar telah kami persiapkan jika nantinya status Merapi naik ke level `siaga`," terangnya.
Sri Purnomo mengatakan, dana tak terduga yersbut untuk memenuhi kebutuhan penanganan bencana antara lain untuk kesehatan, fisik yang terdampak, pengamanan, sosial, dan penanganan pengungsi.
"Sementara ini, persediaan obat-obatan dan logistik Sleman dipastikan mencukupi. Pemkab Sleman telah menyediakan 600.000 masker dan cadangan beras sebanyak 530 kilogram," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkab Sleman juga telah mempersiapkan 21 barak pengungsian serta 10 bangunan yang siap dimanfaatkan untuk pengungsian.
"Lokasi pengungsian tersebut dapat menampug 60 persen dari total pengungsi dari tujuh desa yang berasa di radius 8 kilometer dari Puncak Merapi. Sedangkan 40 perseb sisanya akan difasilitasi dengan tenda pengungsian," ungkapnya.
Sejak 21 Mei 2018, lanjutnya Pemkab Sleman bekerja sama dengan TAGANA dan BPPTKG Yogyakarya telah mensiagakan 15 personel setiap harinya di Posko Pakem.
"Upaya ini perlu didukung dengan swadaya masyarakat seperti siskamling untuk mengantisipasi keamanan dan mempersiapkan kesiapsiagaan bencana," ujarnya.
Ia mengatakan, upaya yang sama juga perlu dilakukan oleh setiap masyarakat di luar area terdampak.
"Masyarakat cukup membantu dengan menyebarkan berita positif dan menghindari isu-isu negatif yang justru memperkeruh keadaan. Pastikan media rujukan informasi merupakan sumber yang terpercaya sehingga tidak memancing kepanikan massal," pungkasnya. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: