Jumlah data yang dapat dimanfaatkan dalam ajang global seperti Piala Dunia dapat mencapai volume yang tak terbayangkan. Jika perusahaan dan analis dapat memanen dan memanfaatkan data dengan baik, hal tersebut dapat menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi mereka.
Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (3/7/2018), Google, seperti contohnya, biasanya memiliki tim yang terdedikasi untuk memberikan insight dan wawasan terkait FIFA dengan memanfaatkan data penulusuran secara real-time untuk mengkurasi fakta dan visual yang mudah dibagikan untuk dinikmati para pengguna mereka.
Mulai dari bulan Juni sampai bulan Juli 2018, sejumlah 64 pertandingan langsung Piala Dunia akan disiarkan kepada sekitar 3,2 miliar penonton di seluruh dunia. FIFA telah menghabiskan US$241 juta (sekitar IDR3,4 triliun) untuk memastikan orang-orang di seluruh dunia memiliki kesempatan untuk mengikuti kelangsungan ajang Piala Dunia.
Lebih dari itu, ajang Piala Dunia juga mencatatkan angka yang mencengangkan terkait investasi iklan secara global, dengan estimasi belanja iklan dari berbagai brand dan bisnis berbeda untuk Piala Dunia secara global yang mencapai US$2,4 miliar (sekitar IDR34 triliun). Dengan jumlah investasi, keseruan dan partisipasi di ajang Piala Dunia di seluruh dunia, ada banyak data tertimbun yang dapat dimanfaatkan.
Bagaimana big data analytic dapat berperan dalam memastikan agar seluruh data ini dapat dikonversi menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti? NetApp telah mengidentifikasi 3 cara teratas bagaimana data-data ini dapat dimanfaatkan.
1. Meningkatkan Performa Pemain Melalui Data Learning
Dengan memanfaatkan big data analytic, tiap tim dapat dengan mudah meningkatkan performa pemain dalam pertandingan. Di ajang Piala Dunia 2014 lalu, tim sepak bola nasional Jerman bekerja sama dengan SAP untuk mengembangkan database yang mencakup wawasan dari berbagai pertandingan yang membantu mereka dalam pola latihan dan strategi untuk memenangkan ajang Piala Dunia di tahun 2014.
Empat tahun berjalan, tim Jerman terus memanfaatkan big data untuk memperbarui pola latihan mereka, dengan harapan meraih bintang kelima untuk tim nasional mereka. Namun sangat disayangkan, nasib belum berpihak kepada mereka di tahun ini. Meskipun demikian, dengan begitu, banyak tim-tim baru yang memperlihatkan hasil yang baik saat ini. Tidak aneh jika banyak tim yang mulai mengikuti tim Jerman untuk memanfaatkan big data analytic untuk meningkatkan performa tim mereka juga.
2. Media Insight Secara Real-Time untuk Interaksi Penonton yang Lebih Baik
Satu hal yang menarik adalah tim sepak bola bukanlah satu-satunya yang dapat menikmati manfaat dari big data analytic ini. Media publikasi juga dapat memanfaatkan big data. Biasanya, dalam 24 jam sebelum pertandingan dimulai, media akan menyiapkan berbagai insight atau wawasan terkait tim yang bertanding. Hal ini bisa mencakup sejarah pertandingan sebelumnya, pemain-pemain yang perlu diperhatikan, dan peringkat.
Volume insight dan wawasan yang sedemikian tinggi dapat menjadi hal yang berharga untuk media seiring dengan upaya mereka untuk menghadirkan liputan yang paling seru untuk ajang ini. Sebagai contohnya, data dapat dikumpulkan untuk membangun hype dan mendorong penonton untuk menyaksikan. Berbagai prediksi dapat ditampilkan secara interaktif dalam format digital, yang diarahkan oleh para analis. Media juga dapat secara konsisten memberikan data secara real-time terkait pertandingan.
Pemanfaatan big data seperti ini akan memberikan penonton di seluruh dunia kesempatan untuk benar-benar merasakan demam Piala Dunia sepenuhnya.
3. Memanfaatkan Analisis Performa Historis dan Prediksi Pemenang yang Akurat
Analis pertandingan juga sudah mulai melihat bagaimana hasil para tim nasional di ajang Piala Dunia dan turnamen lain sebelumnya. Bahkan, dengan sistem peringkat Elo Rating baru yang menilai para tim, mereka dapat memformulasikan sebuah model prediktif yang nyaris akurat memprediksikan pemenang Piala Dunia berikutnya!
Selain memprediksikan tim pemenang, para analis juga dapat memprediksikan apakah tim tertentu akan lolos menuju 16 besar. Model ini pertama kali diadopsi di ajang Olimpiade pada tahun 2012, dimana para analis dari Goldman Sachs memprediksikan jumlah medali yang akan diraih oleh negara tuan rumah, Inggris. Dan, prediksi tersebut ternyata 95% akurat!
Ajang Piala Dunia menyoroti peranan data analytic yang kian semakin penting di mata dunia saat ini. Di seluruh dunia bisnis, di setiap industri, mulai dari farmasi, manufaktur sampai industri keuangan internasional, para manajer tengah menjelajahi cara-cara agar data analytic atau big data dapat membantu mereka meningkatkan efisiensi operasional mereka dan meningkatkan keuntungan.
Menurut Uni Eropa, big data tengah bertumbuh sebesar 40% per tahunnya, tujuh kali lebih lebih cepat dibandingkan dengan sektor TIK lainnya. Pasar layanan dan teknologi big data secara global dinilai mencapai US$21,19 miliar (sekitar IDR300 triliun) di tahun 2017 dan diperkirakan mencapai US$77,58 miliar (sekitar IDR1,1 triliun) pada tahun 2023, dengan estimasi laju CAGR sebesar 24,15%.
Dengan jumlah data yang bertumbuh dan tersebar di seluruh dunia, NetApp dapat menyediakan pengelolaan data kepada penyedia layanan atau vendor yang berbeda-beda. Seperti contohnya, jajaran NetApp E-Series merupakan solusi untuk penyedia layanan atau vendor yang mencoba menyiarkan ajang Piala Dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: