Penyebab melonjaknya harga bahan pangan, seperti telur ayam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dapat terjadi karena dua hal, yakni kelangkaan atau 'permainan' pedagang.
"Kenaikan harga kalau terjadi karena mekanisme pasar tidak jadi masalah, mungkin karena barang itu sedang langka. Jadi, nanti akan menyesuaikan sendiri. Lain halnya dengan kelangkaan yang disebabkan `permainan'. Itu baru jadi persoalan," ujar dosen jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat Fery Adrianus, Rabu.
Fery mengatakan bahwa permainan pedagang yang memonopoli telur di daerah tertentu tentu saja hal ini tidak berdampak baik bagi perekonomian.
"Arti permainan itu maksudnya sebenarnya telur banyak, tapi sudah dimonopoli oleh pedagang besar. Misalkan beras, kalau stoknya banyak, harga bisa menyesuaikan. Tapi kalau pedagang besar memegang `permainan stok, maka pedagang kecil akan merasa kesulitan," tambahnya lagi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan isu bahan pangan atau sembako naik disebabkan distribusi tidak lancar, contohnya cabai.
Cabai biasanya didistribusi dari daerah Jawa ke Sumatera, namun misalkan distribusi tidak lancar karena cuaca buruk, seperti hujan, maka kenaikan harga cabai bisa saja terjadi.
"Jika transportasi ke Sumatera susah karena hujan misalnya, maka penyeberangan akan bermasalah. Apalagi mengingat konsumen Sumatera menaruh angka sangat tinggi untuk cabai, otomatis harga cabai akan naik nanti," tukas pria yang telah menyelesaikan studi doktornya tahun lalu itu.
Sebelumnya, harga telur ayam melonjak drastis di beberapa daerah di Indonesia, seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain di Jakarta, juga di beberapa daerah di Bandung, Tasik, Ciamis, Blitar, kata Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah, naik pasca Hari Raya Idul Fitri. Sebagai contoh di beberapa pasar tradisional di Jakarta, harga telur ayam saat ini di kisaran Rp28 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat