SMF Gandeng JHF dari Jepang untuk Pengembangan Pembiayaan Perumahan
PT Sarana Multigriya Finansial atau SMF menggandeng Japan Housing Finance (JHF) dari Jepang untuk pengembangan pembiayaan perumahan. Kerjasama kedua lembaga tersebut ditandai dengan penandatangan memorandum of cooperation alias MoC di Jakarta, Senin (13/8/2018).
Penandatangan MoC dilakukan langsung oleh Direktur SMF, Ananta Wiyogo dan Presiden JHF, Toshio Karo. Turut hadir Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI, Isa Rachmatarwata dan Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Lana Winayanti.
Kerjasama SMF dan JHF sendiri diproyeksikan akan berfokus pada pengembangan pasar sekunder pembiayaan perumahan.
Dalam sambutannya, Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan kerjasama ini merupakan upaya nyata kedua belah pihak dalam rangka kerjasama antara anggota Asian Secondary Mortgage Market Association (ASMMA), khususnya dalam pengembangan pasar pembiayaan perumahan.
"Melalui kerjasama ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dan dasar bagi kedua belah pihak dalam melakukan kerjasama, penelitian, berbagi informasi, berbagi pengetahuan, yang berkaitan erat dengan pembiayaan perumahan," ucap Ananta, dalam keterangan persnya, kepada Warta Ekonomi, Senin (13/8).
Senada dengan itu, Presiden JHF, Toshio Kato, menyambut baik jalinan kerjasama tersebut. Terlebih, JHF dan SMF memang merupakan perusahaan pembiayaan sekunder perumahan yang sama-sama dimiliki oleh pemerintah. Kedua lembaga tersebut berperan untuk mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan di negaranya masing-masing serta menjalankan peran sebagai Special Mission Vehicle (SMV).
Rencananya kerjasama antara SMF dan JHF akan berlangsung selama satu tahun. Dalam kerjasama ini, baik SMF maupun JHF, akan melakukan eksplorasi solusi, dan pertukaran informasi kebijakan. Penelitian ini juga terkait dengan 7 hal, yaitu pertama, instrumen keuangan yang dapat meningkatkan stabilitas pasar pembiayaan perumahan. Kedua, Efek Beragun Perumahan (MBS) dan instrumen pendanaan lainnya untuk meningkatkan arus dana dari pasar modal ke pasar pembiayaan perumahan.
Ketiga, adalah pemantauan harga perumahan serta implikasinya terhadap pembiayaan perumahan. Keempat, adalah manajemen risiko yang menjamin kesehatan pasar MBS. Yang kelima, adalah Perbandingan sistem pembiayaan perumahan, dan aktivitas investor termasuk dan tidak terbatas pada strategi bisnis, produk serta sistem hukum di Indonesia dan Jepang.
Keenam, adalah Perbandingan identifikasi prospek, hambatan, tantangan dan strategi peningkatan minat investor swasta dan publik di sektor pembiayaan perumahan. Ketujuh, pengembangan program pembiayaan bagi pembangunan kembali rumah yang terdampak bencana.
Ananta berharap penandatanganan kerjasama ini dapat lebih meningkatkan sinergi kedua belah pihak dalam memfasilitasi pengembangan Pasar Pembiayaan Perumahan di kedua negara, dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan personil di kedua belah pihak.
"Kami optimis bahwa ke depannya sinergi ini selain dapat lebih mempererat hubungan kerjasama kedua belah pihak, juga dapat menjadi kontribusi dalam pertumbuhan pasar pembiayaan sekunder -perumahan di masing-masing negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia,” ungkap Ananta.
Ananta menambahkan bahwa JHF memiliki program pembiayaan perumahan paska bencana yang disebut direct mortgage origination or disaster migration and urban rehabilitation yang mungkin dapat menjadi rujukan bagi SMF dalam membantu meringankan beban Pemerintah dalam merevitalisasi pemukiman masyarakat paska bencana alam di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: