Swasembada benih jagung hibrida sudah di depan mata. Selain, memenuhi kebutuhan benih nasional, Indonesia sudah ekspor benih jagung hibrida sebanyak 20 ton ke Srilanka.
"Impor ini bukan hanya kejar kuantum, tapi kita juga menghasilkan devisi," Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Sumardjo Gatot Irianto pada Pelepasan Ekspor Benih Jagung Hibrida di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (16/8/2018).
Selain itu, kata Gatot, Indonesia dapat menghemat devisa. Jika dulu, Indonesia impor dengan membayar pakai mata uang asing, sekarang mendapat uang asing.
"Ini point yang penting. Kalau dulu, kita tukang impor atau beli. Sekarang kita melepas dan menghasilkan. Hal ini demi kedaulatan," tegasnya.
Menurut dia yang lebih penting lagi adalah Indonesia membuktikan menjadi negara yang memiliki kemandirian.
"Itu sebabnya awal tahun ini kami menutup importasi benih jagung hibrida," tegasnya.
Direktur Utama PT Bisi International, Tbk, Jemmy Eka Putra menyampaikan, tahun ini ekspor benih jagung hibrida ditargetkan bisa mencapai 500 ton atau senilai US$1,5 juta ke Srilanka dan Pakistan. Kemudian tahun depan, diharapkan bisa meningkat menjadi 1.000 ton senilai US$3 juta.
Manager Pemasaran Wilayah Barat PT Bisi International, Tbk, Hari Prabowo mengatakan, produksi benih jagung hibrida Bisi Internasional menguasai pasar dalam negeri kurang lebih 49% dari kebutuhan nasional. Sisanya diperebutkan produsen benih yang lain, seperti Pioneer, Syngenta, Asian Hibride, dan perusahaan lain.
Dia menyebutkan, kapasitas produksi benih jagung sekitar 70 ribu hingga 80 ribu ton per tahun. Produksi ini sebagian besar memenuhi kebutuhan benih jagung pada Upaya Khusus (Upsus). Sisanya masuk pasar bebas.
Hari Prabowo menyebutkan, sejak awal berdiri sampai saat ini, Bisi sebagai perusahaan berbasis sains (science-based company) selalu mengedepankan proses riset dalam menghasilkan produk benih yang dirilis.
Setelah melalui proses riset di fasilitas R&D, benih akan diuji multi-lokasi di seluruh wilayah pertanian utama di Indonesia. Setelah itu diproduksi dengan sistem kemitraan bersama petani Indonesia.
Dari proses yang panjang ini, benih yang dihasilkan memiliki keunggulan, seperti produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Produksi benih jagung hibrida PT Bisi sebagian besar berhasil menjadi market leader di Indonesia, seperti Bisi-18, Bisi-2, Bisi-816, Bisi-228, dan saat ini salah satu varietas lain unggulan Bisi, yaitu Bisi-222 sudah berhasil menembus pasar ekspor.
Ekspor benih jagung hibrida ini mempunyai kebanggaan tersendiri bagi PT BISI karena, selain produk benih diterima dengan baik dan sesuai dengan iklim setempat, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara, selain Thailand dan Australia yang boleh melakukan ekspor benih jagung langsung ke Srilanka.
"Ekspor benih jagung hibrida semakin terasa spesial karena menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia telah berhasil menjadi negara yang berswasembada benih jagung hibrida dan sekaligus mampu melakukan ekspor," kata Hari Prabowo yang dihubungi via telepon di Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Dukungan pemerintah dalam memacu ekspor, khususnya ekspor benih, saat ini sangat besar. Salah satunya adalah pengurusan dokumen dan penerbitan izin ekspor yang mudah dan cepat, sehingga sangat membantu produsen benih, seperti Bisi Internasional, Tbk yang hendak melakukan ekspor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: