Di tengah maraknya fintech, salah satu yang menarik adalah mengenai pinjaman online. Saat ini mendapatkan dana pinjaman cukup mudah dan cepat. Anda hanya perlu mengunjungi website atau mengunduh aplikasi lalu memasukkan nomor handphone, nomor rekening, foto KTP/KK, dan foto diri. Mudah bukan?
Dalam waktu hitungan hari saja, dana akan masuk ke rekening Anda. Jumlah dana yang ditawarkan juga beragam dengan pengembalian yang dapat disesuaikan. Iming-iming dari penawaran adalah membantu keuangan dan solusi keuangan. Terdengar aneh ya, pinjaman kok sok solusi dari keuangan? Maka kita harus waspada terhadap pinjaman online ini.
Dengan semua kemudahan yang ditawarkan, ada ancaman yang mengintai lho. Setidaknya, ada tiga hal yang bisa menjadi ancaman bagi Anda yang melakukan pinjaman ini.
Pertama, ancaman itu berupa bunga. Pinjaman online adalah pinjaman yang cepat cair dengan persyaratan yang sangat mudah. Dalam pinjam-meminjam dengan siapapun, selalu ingat sebuah prinsip: semakin mudah pinjaman yang didapatkan maka semakin tinggi bunga yang dibebankan.
Oleh karenanya, selalu waspada dengan pinjaman yang ditawarkan. Jangan karena butuh dana, tergiur dengan kemudahan dan kecepatan cair maka Anda langsung apply saja. Coba Anda perhatikan bunga serta denda bila ada keterlambatan pengembalian dana.
Tidak sedikit, lembaga pemberi pinjaman yang memberikan bunga berbeda dari bunga yang ada di perbankan untuk pinjaman yang sama. Dan yang jarang diperhatikan, denda harian karena adanya keterlambatan yang dibebankan juga cukup besar.
Kedua, denda menjadi ancaman karena bisa memberatkan keuangan Anda bila terjadi keterlambatan. Besarannya variatif bisa dibebankan per hari dari jumlah pinjaman pokok atau juga dibebankan fix sesuai dengan pinjaman atau bahkan dijumlahkan keduanya. Bisa menjadi bahaya kelak.
Ketiga, ancaman yang juga bisa mengintai Anda adalah habisnya dana untuk hal yang sia-sia. Apa itu hal yang konsumtif alias sia-sia? Hal ini adalah hal yang kamu beli tetapi nilai barang turun dan menjadi sebuah hal yang tidak terlalu berguna. Paling gampang contohnya adalah membeli gadget baru tapi yang lama masih ada. Sayang sekali, tapi ini banyak terjadi. Maka gunakan utang dengan bijak. Kalau tidak perlu, jangan mengutang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: