Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antam, Komitmen Melakukan Hilirisasi

Antam, Komitmen Melakukan Hilirisasi Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Aneka Tambang (Antam) (Persero) Tbk merupakan perusahaan tambang di Indonesia yang memiliki wilayah operasi terbesar di seluruh Indonesia. Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan, serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, dan batu bara.

Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik. Tahun 2017 kepercayaan investor meningkat 9,08% dari 33.808 investor menjadi 36.877 investor. Harga saham rata-rata di perdagangan sepanjang 2017 tercatat Rp712 per saham, naik 5,79% dibandingkan harga rata-rata tahun 2016 sebesar Rp673 per saham.

Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber yang dimiliki, Antam membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menguntungkan. Tahun 2017, perusahaan memiliki kinerja keuangan yang gemilang dengan pertumbuhan EBITDA sebesar Rp2,21 triliun, tumbuh signifikan 96% dibanding tahun 2016 sebesar Rp1,13 triliun.

Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 111% dari Rp64 miliar menjadi Rp136 miliar. Laba tersebut didorong dengan adanya peningkatan penjualan sebesar 39%, dari Rp9,11 triliun menjadi Rp12,65 triliun. Dan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi perusahaan.

Di tahun 2017, komoditas emas menjadi komponen terbesar pendapatan perusahaan dengan kontribusi sebesar Rp7,37 triliun atau 58% dari total penjualan bersih. Peningkatan penjualan emas terjadi seiring dengan strategi perusahaan yang mengembangkan pasar emas baik domestik maupun ekspor, serta inovasi produk logam mulia.

Tahun 2017, Antam melalui Unit Bisnis Pengelolaan dan Pemurnian Logam Mulia secara resmi melakukan perluasan penjualan ekspor produk logam mulia ke Jepang melalui inovasi produk-produk baru berupa emas batangan motif Hello Kitty. Sementara ekspansi jangkauan pasar domestik dilakukan lewat sinergi dengan PT Pos Indonesia guna mempermudah akses masyarakat untuk membeli emas Antam.

Antam juga memiliki sumber pendapatan baru di 2017, yakni ekspor bijih nikel kadar rendah dan bijih bauksit. Ekspor bijih nikel dan bauksit ini mendukung pengembangan hilirisasi mineral yang telah dilaksanakan oleh Antam sejak tahun 1974, ditandai dengan pengoperasian pabrik feronikel.

Direktur Aneka Tambang, Arie Prabowo Ariotedjo, mengungkapkan untuk terus mendorong hilirisasi, Antam melakukan Proyek Peluasan Pabrik Feronikel Pomalam (P3FP), dari kapasitas produksi 18—20 ribu ton nikel (TNi) menjadi 27—30 ribu TNi per tahun. Selain itu, Antam mengerjakan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berkapasitas 13.500 ton nikel dan feronikel. Ini merupakan proyek strategis Antam yang didanai melalui penyertaan modal negara (PMN) sebagai bentuk dukungan pemerintah.

Proyek yang mulai dilaksanakan April 2017 lalu ini diperkirakan beroperasi tahun 2019. Hingga Desember 2017, P3FH telah mencapai kemajuan sebesar 38% dari rencana 36%. Masih di tahun 2017, tepatnya akhir November, Antam menjadi salah satu anggota holding industri pertambangan, bersama dengan PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Persero. Pembentukan holding tersebut sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan perusahaan yang besar, kuat, dan lincah.

Terkonsolidasinya Antam dalam holding industri pertambangan, diharapkan akan semakin mendukung upaya Antam untuk mengembangkan business of scale melalui penguatan kompetensi bisnis inti dan inisiasi proyek hilirisasi perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: