Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Liga 1 2018 Dimoratorium, Biaya Operasional PSIS Membengkak. Nilainya 'Fantastis'

Liga 1 2018 Dimoratorium, Biaya Operasional PSIS Membengkak. Nilainya 'Fantastis' Ketua PSSI Edy Rahmayadi (kelima kiri) memberi arahan kepada pesepak bola Timnas U-19 dan U-22 di sela-sela sesi latihan di Stadion Kapten Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (6/7). Timnas U-19 dan U-22 memusatkan latihan di Bali untuk persiapan menghadapi Piala AFF, Sea Games 2017, dan kualifikasi Piala Asia. | Kredit Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warta Ekonomi, Semarang -

Setelah kematian salah satu suporter Persija, Haringga Sirila, akibat pengeroyokan beberapa waktu lalu, PSSI sepakat menghentikan pertandingan Liga Indonesia tersebut. Imbasnya, pembengkakan biaya operasional PSIS Semarang pun dirasakan, yakni mencapai Rp1,2 miliar.

CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengatakan akibat penghentian sementara (moratorium) liga tersebut, klubnya harus menanggung pembengkakan biaya yang cukup fantastis. Sebagai gambaran, jika disetop selama dua pekan, maka klub harus menyiapkan dana operasional sebulan. Biaya tersebut untuk kontrak pemain, catering, transportasi, dan lainnya.

"Dampak dihentikannya Liga 1 walau hanya dua minggu, cukup lumayan berat," katanya di Semarang, Kamis (27/9/2018).

Ia menambahkan, yang harusnya pertandingan tersebut berhenti pada 9 Desember 2018, maka harus diundur. Hal itu berarti pihaknya juga harus memperpanjang kontrak pemain dan ofisial selama sebulan.

"Kita harus memperpanjang kontrak, karena tidak bisa dihitung mingguan," ujarnya.

Dalam sebulan, lanjut Yoyok, PSIS mengeluarkan biaya Rp900 juta untuk pemain. Jika ditambah catering, transportasi, dan lainnya, maka total manajemen mengeluarkan Rp1,2 miliar.

"Jadi membengkak Rp1,2 miliar," rincinya.

Meski demikian, Yoyok tidak mempermasalahkan soal ditundanya Liga 1 karena memang sudah diputuskan. Namun ia berharap penghentian liga bisa dimaksimalkan oleh PSSI agar peristiwa serupa tak terjadi lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: