Liga 1 2018 Dimoratorium, Biaya Operasional PSIS Membengkak. Nilainya 'Fantastis'
Setelah kematian salah satu suporter Persija, Haringga Sirila, akibat pengeroyokan beberapa waktu lalu, PSSI sepakat menghentikan pertandingan Liga Indonesia tersebut. Imbasnya, pembengkakan biaya operasional PSIS Semarang pun dirasakan, yakni mencapai Rp1,2 miliar.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengatakan akibat penghentian sementara (moratorium) liga tersebut, klubnya harus menanggung pembengkakan biaya yang cukup fantastis. Sebagai gambaran, jika disetop selama dua pekan, maka klub harus menyiapkan dana operasional sebulan. Biaya tersebut untuk kontrak pemain, catering, transportasi, dan lainnya.
"Dampak dihentikannya Liga 1 walau hanya dua minggu, cukup lumayan berat," katanya di Semarang, Kamis (27/9/2018).
Ia menambahkan, yang harusnya pertandingan tersebut berhenti pada 9 Desember 2018, maka harus diundur. Hal itu berarti pihaknya juga harus memperpanjang kontrak pemain dan ofisial selama sebulan.
"Kita harus memperpanjang kontrak, karena tidak bisa dihitung mingguan," ujarnya.
Dalam sebulan, lanjut Yoyok, PSIS mengeluarkan biaya Rp900 juta untuk pemain. Jika ditambah catering, transportasi, dan lainnya, maka total manajemen mengeluarkan Rp1,2 miliar.
"Jadi membengkak Rp1,2 miliar," rincinya.
Meski demikian, Yoyok tidak mempermasalahkan soal ditundanya Liga 1 karena memang sudah diputuskan. Namun ia berharap penghentian liga bisa dimaksimalkan oleh PSSI agar peristiwa serupa tak terjadi lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: