Business Luncheon on Indonesia Financing Scheme di tengah Pertemuan Tahunan IMF-WBG Bali 2018 membahas bentuk dukungan pemerintah kepada industri strategis untuk melakukan ekspor ke negara prospektif melalui skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengajak pemerintah negara-negara prospektif seperti kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Selatan menjalin kerja sama dengan LPEI guna mendorong ekspor. Ia pun meminta Menteri Keuangan Afrika, Asia Tengah, dan Timor Leste untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi.
"LPEI dibentuk untuk memperkuat pelayanan kepada sektor swasta dalam pembiayaan. LPEI telah mengembangkan instrumen pembiayaan dalam skema syariah. Saat ini, kami ingin memperkuat dan menjalin kerja sama yang telah dibangun, terutama dalam memperkuat perdagangan dan investasi dengan partner kami Afrika, Bangladesh, Srilanka, dan lainnya," kata Sri dalam keterangan tertulisnya.
Investasi dan ekspor merupakan dua kunci yang menjadi perhatian pemerintah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, serangkaian kebijakan fiskal dalam ekspor pun dikeluarkan pemerintah, maka LPEI ditugaskan khusus untuk mendukung program ekspor nasional atas biaya pemerintah melalui program PKE.
"LPEI dapat melaksanakan penugasan khusus yang disebut dengan National Interest Account (NIA) untuk mendukung ekspor nasional dengan pembiayaan dari pemerintah. Dengan instrumen keuangan, kita bisa memperkuat kerja sama dengan menawarkan pinjaman dan perdagangan yang kompetitif dan membangun relasi dengan para investor. Kami ingin membangun interaksi dengan negara lain dan ingin lebih kompetitif," imbuh Sri.
Kesiapan industri strategis Indonesia untuk ekspor meliputi konstruksi, farmasi, pesawat udara, kereta api, dan pertambangan, yang memiliki daya saing untuk turut meramaikan perdagangan internasional dan investasi luar negeri.
Negara-negara mitra dagang dan prospek perluasan pasar ekspor juga turut hadir dalam acara ini, antara lain Angola, Bangladesh, Kamerun, Pantai Gading, Djibouti, Ethiopia, Gabon, Mali, Mozambik, Namibia, Niger, Nigeria, Senegal, Sri Lanka, Tanzania, Timor Leste, Zambia, Zimbabwe, dan Somalia.
Selain itu, hadir juga lembaga-lembaga internasional yang terlibat dalam isu pembiayaan ekspor, seperti The African Export-Import Bank (Afreximbank), Central African States Development Bank (BDEAC), dan Institute for Transportation & Development Policy (ITDP).
Sementara dari Indonesia dihadiri oleh beberapa BUMN strategis yang menggarap pasar Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Selatan, yaitu PT Pindad, PT LEN Industri, Bio Farma, PT Timah, PT INKA, PT Dirgantara Indonesia, PT Kimia Farma, PT Waskita Karya, dan Peruri.
Pada kesempatan ini, LPEI memperlihatkan implementasi kongkret program PKE dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Timah Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk pengerjaan proyek bersama dan komitmen LPEI untuk memberikan dukungan pembiayaan investasi serta modal kerja ekspor.
LPEI didirikan pemerintah untuk menumbuhkan ekspor nasional melalui fasilitas berbentuk pembiayaan, asuransi, penjaminan, dan jasa konsultasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: