Biayai Startup Pakai Kartu Kredit? Itu Harusnya Cuma Solusi Sementara
Penggunaan kartu kredit pribadi dapat menjadi sarana yang sangat berisiko untuk membiayai operasi bisnis. MasterCard dan Visa tidak dirancang untuk tujuan itu. Namun, dengan beberapa perencanaan kreatif dan kedua mata terbuka untuk biaya yang terlibat, kartu kredit pribadi dapat mengisi kesenjangan antara menaikkan modal startup dan berhasil meningkatkan perusahaan hingga arus kas positif.
David Newton adalah professor keuangan wirausaha di Westmont College di Santa Barbara, California. Ia berpendapat bahwa penggunaan kartu kredit harus diganti sesegera mungkin dengan pembiayaan atau pengaturan sewa pembiayaan bank yang lebih tradisional. Hal itu dapat dilakukan perusahaan ketika mereka sudah berada di titik mampu menghasilkan uang dan menerima hasil penjualan setiap bulannya.
Ada dua kategori dasar di mana kartu kredit dapat digunakan untuk bisnis kecil yang muncul sebagai bagian dari rencana keuangan yang lebih besar. Kategori pertama adalah untuk akuisisi aset, ketika perusahaan perlu untuk mengamankan telepon, mesin faks, mesin fotokopi, PC, printer, ponsel, scanner, dan peralatan dan perangkat unik lainnya untuk menjalankan operasi bisnis.
Hampir setiap item di sini dapat memiliki sedikit atau tanpa uang muka dan pembayaran bulanan yang relatif kecil (dan dapat dikelola) tersebar dari waktu ke waktu (biasanya 24 hingga 60 bulan). Toko dan outlet pasokan kantor besar biasanya menawarkan syarat pembayaran khusus untuk kartu kredit mereka sendiri maupun kartu kredit pribadi.
Kunci pemikiran dalam strategi ini adalah pemilik bisnis sedang mempertimbangkan penggunaan peralatan saat ini dan nilai sekarang dari peningkatan produktivitas nyata terhadap penjualan masa depan yang diantisipasi.
Kategori kedua untuk penggunaan kartu kredit adalah modal kerja, atau manajemen arus kas. Misalnya, ketika HPP dibebankan ke kartu kredit, bank sponsor dapat memperpanjang masa tenggang 30 hari hingga saldo pokok jatuh tempo. Perusahaan mungkin dapat menyinkronkan piutang dari pembeli untuk mencocokkan jangka waktu 30 hari tersebut, sehingga bisnis dapat membayar saldo pada atau mendekati tanggal jatuh tempo tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: