Beberapa kendala yang menghambat pelaku bisnis offline untuk melakukan transformasi digital ialah adaptasi transaksi nontunai yang sulit dilakukan karena infrastruktur yang belum memadai, serta rasa skeptis terhadap keamanan transaksi dalam bentuk digital. Hal tersebut disampaikan langsung oleh salah satu perwakilan layanan dompet digital, CEO DANA, Vincent Iswara, pada Minggu (11/11/2018) di Jakarta.
Vincent mengungkapkan strategi perusahaannya menghadapi tantangan itu melalui teknologi, yakni kode QR dengan pendekatan mobile user based. Teknologi tersebut sudah mengantongi izin dari Bank Indonesia sehingga dinilai aman. Penjual atau toko yang bermitra dengan DANA dapat memindai kode QR pengguna DANA menggunakan alat pemindai yang terintegrasi dengan mesin POS. Lebih lanjut, pembeli pun dapat memindai sendiri kode QR DANA dengan mengarahkannya ke Light White Box (LWB) inovatif yang tersedia.
"Inovasi tersebut didesain untuk mengantisipasi potensi terjadinya kejahatan pembayaran yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab jika aktivitas pemindaian dilakukan oleh pembeli terhadap kode QR milik penjual," papar Vincent.
Lewat inovasi kode QR itu, DANA ingin mempertegas kapabilitasnya sebagai infrastruktur berteknologi yang dapat diandalkan oleh semua penggerak perekonomian, baik itu pelaku bisnis online maupun online, UMKM ataupun enterprise. DANA pun menggaet retail offline dan online dalam perayaan Single Day 11.11, yakni Ramayana, KFC, Bukalapak, dan TIX ID. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia pun akan terdorong karena adanya kolaborasi antara para penggerak ekonomi.
"Kami ingin sekali meningkatkan awareness masyarakat, dompet digital tak hanya digunakan untuk belanja online, tetapi juga untuk pembelanjaan offline," ujar Vincent.
Sementara, terkait masalah keamanan di aplikasi layanan keuangan digital, Vincent berpendapat, perusahaannya berupaya memberikan layanan keamanan yang tinggi, tetapi tak menyulitkan pengguna. Ia menyebutnya sebagai "Smart Security", sistem keamanan tinggi dengan sistem pembayaran yang tidak sulit.
"Kalau pengguna login di perangkat baru, akun di perangkat lama tidak akan bisa diakses kembali. Kami terapkan sistem Smart Risk Management, jadi kalau ada orang yang pakai akun pengguna dan terlihat mencurigakan, akan kami kirimkan peringatan ke pemilik data akun. Peringatannya dalam bentuk pin sehingga yang dapat mengakses hanya pemilik akun asli," jelas Vincent.
Setelah itu, Vincent mengaku infratruktur DANA telah dibangun dengan baik. Saat ini, perusahaannya memiliki 2 data center di Indonesia yang menggunakan teknologi terbaru. Sistem keamanannya pun ia akui sangat tinggi sehingga pihaknya berani memberikan garansi transaksi kepada pelanggan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: