PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo IV segera mendatangkan 6 unit alat reach stacker dan 1 unit Rubber Tired Gantry (RTG) baru. Pengadaan alat baru dilakukan untuk mengurai antrian kapal yang terjadi di Terminal Petikemas Makassar (TPM) beberapa waktu belakangan ini.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Farid Padang, mengatakan pihaknya menyadari bahwa belakangan ini ada kenaikan kegiatan bongkar muat barang sebanyak 20% di TPM, ditambah dengan uji coba pengoperasian di pelabuhan baru Makassar atau Makassar New Port (MNP) yang baru dilakukan soft launching pada 2 November lalu.
“Kami mencoba mencari solusi [untuk mengatasi antrian kapal di TPM] dan salah satu solusinya adalah menambah peralatan baru, terutama di TPM,” kata Farid usai menerima stakeholder yang terdiri dari pelaku usaha perusahaan pelayaran dan pelaku usaha ekspor di Ruang Rapat Lantai 6, Senin (12/11).
Selain menambah alat baru, dia juga mengatakan pihaknya segera melakukan pengaturan sistem yang lebih baik lagi di pelabuhan, terutama di Pelabuhan Makassar dan TPM yang tercatat sebagai pelabuhan tersibuk di antara 27 pelabuhan yang dikelola oleh BUMN penyedia jasa kepelabuhanan ini.
“Kami akan melakukan perencanaan operator di pelabuhan dengan lebih baik lagi. Tentunya, kami juga akan mengoptimalkan shift 3 dengan lebih maksimal,” terangnya.
Farid menyebutkan dalam dua hari ini, pihaknya segera mendatangkan 6 unit alat reach stacker untuk kegiatan receiving dan delivery dari TPM. Sementara untuk tambahan alat RTG, akan segera dipercepat. “Tadinya kami merencanakan kedatangan alat RTG baru pada April tahun depan. Tapi kemungkinan akan dipercepat pada Desember 2018,” ujarnya.
Terkait dengan pengoperasian MNP, Farid menegaskan kehadiran pelabuhan baru itu di Makassar bukan untuk mematikan atau melemahkan keberadaan Pelabuhan Makassar, utamanya TPM. Justru lanjut orang nomor satu di Pelindo IV ini, kehadiran MNP untuk memperkuat posisi TPM yang selama ini dikenal sebagai pelabuhan tempat bongkar muat dan ekspor impor barang terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Bahkan, pihaknya akan mempercepat pengoperasian MNP begitu izin dari Kementerian Perhubungan dikeluarkan, guna meminimalisir antrian di pelabuhan yang lama di Makassar. Pihaknya juga menampik bahwa dermaga MNP hanya diperuntukkan bagi kapal milik perusahaan pelayaran asing. “Tentunya, MNP juga akan melayani kapal-kapal barang milik perusahaan pelayaran nasional, seperti yang selama ini dilakukan di TPM.”
General Manager Pelindo IV Cabang TPM, Yosef Benny Rohy, menuturkan kedatangan 6 unit alat reach stacker untuk kegiatan receiving dan delivery dari TPM, bukan untuk menutupi kekurangan alat yang di TPM, tetapi memperkuat kekuatan alat yang selama ini sudah dimiliki.
“Sekarang alat reach stacker yang beroperasi ada 16 unit, ditambah dengan 6 unit, akan jadi 22 unit alat reach stacker yang melayani kegiatan receiving dan delivery di TPM,” sebutnya.
Dia mengatakan dengan total 22 unit alat reach stacker yang nanti dimiliki, TPM sudah bisa melayani kegiatan receiving dan delivery sebanyak 300 box per hari. Dengan jumlah alat yang ada sekarang, pihaknya mengakui hanya bisa melayani 150 sampai 200 box per hari.
Meski begitu, Yosef menjelaskan bahwa sebenarnya kegiatan receiving dan delivery berputar, bahkan rerata dalam sehari bisa melayani 2.000 box. “Hanya memang dengan banyaknya kegiatan receiving dan delivery, tentunya kami membatasi kegiatan bongkar muat. Tapi dengan alat yang baru nanti, kami bisa lebih fokus meningkatkan dan mengakselerasikan antara kegiatan bongkar muat dengan receiving dan delivery.”
“Kedatangan alat RTG yang baru nanti akan difokuskan untuk kegiatan bongkar muat, sedangkan reach stacker difokuskan pada receiving dan delivery,” tegas Yosef.
Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Kapal Indonesia (Indonesia National Shipowners Association/INSA) Makassar, Zulkifli Zahril mengungkapkan bahwa kehadiran MNP merupakan salah satu solusi yang bagus sekali.
Apalagi menurutnya, antrian kapal di TPM yang terjadi beberapa waktu belakangan ini membuat pengeluaran yang harus dirogoh dari dalam koceknya cukup membengkak. “Semoga Pelindo IV segera menemukan solusi atau kebijakan terbaik, agar bisa segera mengatasi permasalahan ini,” katanya.
Sementara Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief R. Pabettingi, berterima kasih atas pembangunan MNP yang diinisiasi oleh PT Pelindo IV. Menurutnya, kecepatan dan pelayanan pelabuhan sangat menentukan ekspor Sulsel bisa diterima dengan cepat di negara tujuan.
Dia berharap dengan kehadiran MNP, pelayanan yang dilakukan Pelindo IV selama ini bisa meningkat lebih baik lagi.
Para stakeholder pelabuhan mengakui, setiap kejadian yang terjadi di pelabuhan utamanya di TPM, bukan sepenuhnya kesalahan Pelindo IV. Namun mereka berharap, selalu ada solusi terbaik dari setiap permasalahan yang terjadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: