Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Ekonomi, Prabowo Pakai Data Hoax?

Aksi Ekonomi, Prabowo Pakai Data Hoax? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir mengaku heran terhadap program aksi ekonomi pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Setelah membaca program aksi ekonomi Prabowo-Sandi No 30, yakni 'Memperluas konversi penggunaan BBM kepada gas dan energi terbarukan dalam pembangkit listrik PLN', sangat mengherankan," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Menurutnya, program aksi tersebut ingin memperluas konversi BBM ke gas dan energi terbarukan, sehingga asumsinya adalah Prabowo beranggapan bahwa energi yang digunakan dalam pembangkit listrik PLN sebagian besar masih BBM.

Menurut Inas, faktanya, BBM sudah sangat sedikit digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik PLN, yakni hanya tinggal 6,3%. Penggunaan gas alam juga sudah jauh lebih besar daripada energi BBM itu sendiri.

"Ini berarti sama saja bahwa Prabowo Subianto sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Indonesia. Akan tetapi, bagaimana bisa seorang calon Presiden Indonesia tidak pernah tahu perkembangan dan pembangunan yang ada di negerinya sendiri? Sehingga tidak tahu bahwa BBM sudah sangat sedikit digunakan untuk pembangkit listrik! Menggelikan dan memprihatinkan," terangnya.

"Jadi tidak heran jika selama ini data yang digunakan Prabowo salah semua karena memang dia tidak tahu apa-apa tentang negerinya atau jangan-jangan malahan dia pura-pura tidak tahu lalu sengaja menggunakan data yang salah alias hoax?," lanjutnya.

Ia menambahkan, jika benar bahwa Prabowo menggunakan data hoax dalam menyusun program aksinya, bisa dipastikan program aksi Prabowo tidak bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan mengungkapkan 6 jenis energi yang digunakan oleh pembangkit listrik di Indonesia yang bersumber dari realisasi Bauran Energi 2010-2018 PLN.

"Panas bumi 5,25%, air 6,39%, gas alam 22,86%, batu bara 58,88%, BBM 6,3% dan, surya/bayu/dll 0,32%," rincinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: