Pengamat Energi, Komaidi Notonegoro, mengatakan penurunan harga minyak dunia ke angka 60 dolar Amerika per barel dari sebelumnya 85 dolar Amerika per barel hanya tren sementara. Sebab penurunan harga minyak dipengaruhi berbagai faktor non fundamental.
Menurutnya, penurunan harga minyak dunia saat ini dikarenakan kalahnya partai pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Ini hanya tren sementara. Kan minyak dunia di 2018 naik, dalam jengka pendek biasa itu naik-turun. Ini dinamis dan dipengaruhi non fundamental, kekalahan partainya, pendukung Trump di Amerika," ujarnya di Jakarta, Sabtu (24/11/2018).
Ia menjelaskan, ke depan harga minyak dunia bisa kembali meningkat ke angka 70 dolar AS bahkan lebih. Proyeksi tersebut melihat kondisi pertumbuhan ekonomi di negara maju yang meningkat.
"Untuk 2019, diproyeksi tumbuhnya solid karena didrive sama konsumsi dunia kan. Jadi ekonomi tumbuh positif, Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik diproyeksikan membaik (ekonominya). Rata-rata US$ 70 atau lebih," terangnya.
Komaidi menambahkan penurunan harga minyak saat ini tidak bisa membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Non Subsidi juga ikut menurun. Pasalnya dibutuhkan evaluasi untuk menentukan sebuah harga.
"Jadi kalau penurunan harian, mingguan ini nggak bisa (menentukan harga BBM ikut turun). Kan evaluasi satu bulan dipantau untuk harga jual rata-rata periodenya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: