Peluang meningkatkan ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke Arab Saudi sangat besar, mengingat Indonesia baru memenuhi 30 persen dari seluruh kebutuhan minyak dari tumbuh-tumbuhan atau vegetable oil.
"Ini bisa ditingkatkan. Sebenernya punya potensi. Targetnya separuh lah dari kebutuhan total," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, saat ditemui di Jeddah, Sabtu (1/12/2018).
Joko memaparkan, kebutuhan total vegetable oil di Arab Saudi mencapai 900 ribu ton per tahun, sementara Indonesia baru mengekspor minyak sawit sebesar 370 ribu ton per tahun.
Menurut Joko, Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspornya, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya hubungan yang baik antar kedua negara yang terjalin sejak lama. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang datang untuk umroh dan haji di Arab Saudi sangat banyak sehingga memiliki karakteristik kuliner yang juga mirip.
"Artinya, mereka datang dari negara muslim dan berkembang. Rata-rata mereka penyuka gorengan lah," ujar Joko.
Hanya saja, lanjut Joko, perlu edukasi dan promosi yang komprehensif tentang minyak yang berasal dari kelapa sawit, karena pengetahuan sebagian masyarakat Arab Saudi tentang minyak makan selama ini yang dikenal adalah minyak bunga matahari atau minyak zaitun. Jika informasi tersebut tersampaikan dengan baik, maka peluang Indonesia untuk mengekspor minyak sawit akan dapat meningkat secara signifikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: