Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Rindu Soeharto', Sudah Tak Relevan, Harusnya Berkarya Lakukan Ini

'Rindu Soeharto', Sudah Tak Relevan, Harusnya Berkarya Lakukan Ini Kredit Foto: Katariau.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso menyebut rakyat Indonesia masih belum bisa melupakan sosok Soeharto. Bahkan masih banyak masyarakat yang merindukan zaman pemerintahan Presiden ke-2 RI tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ario Bimo, mengatakan setiap era pemerintahan tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya. Sebab dikhawatirkan menjadi umpatan yang tidak produktif.

"Saya kira silakan saja tapi jangan kemudian seolah-olah era Soeharto, era Jokowi, era Habibie, Mega, SBY disandingkan, dievaluasi, sebagian disanjung sebagian dihujat. Yang saya khawatir yang terjadi justru umpatan yang tidak produktif," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Menurutnya, wacana "Rindu Soeharto" yang digulirkan Partai Berkarya sudah tidak relevan untuk menjaring suara di Pemilu 2019. Apalagi Prabowo yang diusung saat ini partai reformis yang waktu itu melawan Soeharto.

"Di Pak Jokowi didukung Golkar yang dulu partainya Pak Harto. Ya jadinya kan enggak relevan," katanya.

Lebih lanjut Ario Bimo menuturkan, Berkarya seharusnya tidak mengulang narasi "Rindu Soeharto" melainkan mengkampanyekan nilai-nilai pengabdian yang dimiliki Soeharto.

"Berkarya itu partai keluarga Pak Harto. Saya kira perlu memframing kembali Soeharto dalam pengertian lebih kepada totalitas pengabdian perjuangannya bukan lagi program pemerintahannya saat itu," jelasnya.

Ia juga menyayangkan bila sosok Soeharto hanya dijadikan komoditas politik untuk kepentingan pemilu. Menurutnya, hal itu malah merendahkan sosok Soeharto itu sendiri.

"Jangan Pak Harto hanya dipakai komoditas untuk menggedekan Partai Berkarya atau menjadikan Pak Prabowo dengan mengkapitalisasi Pak Harto yang menurut saya terlalu merendahkan Pak Harto sendiri," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: