PT Angkasa Pura I, operator dari 13 bandara di Indonesia mengusung rencana bisnis 5 tahun ke depan dengan visi baru connecting the world beyond airport operator with Indonesian experience. Tema ini dipilih untuk mengakomodir aspirasi pemegang saham (pemerintah) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lewat pembangunan infrastruktur bandara.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi menyatakan, bandara menjadi salah satu pemicu kebutuhan ekonomi. Peran strategis inilah yang akan didorong perusahaan dalam 5 tahun ke depan. Dalam mengembangkan Angkasa Pura I 5 tahun ke depan, perusahaan akan memastikan bahwa masyarakat Indonesia yang jumlahnya 250 juta atau sekitar 40% penduduk Asean bisa memenuhi kebutuhan transportasinya melalui angkutan udara untuk berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain.
"Selama 5 tahun ini kami akan meningkatkan kapasitas sekaligus juga meningkatkan kualitas layanan," kata dia kepada redaksi Warta Ekonomi belum lama ini.
Dijelaskan, visi connecting the world sendiri memiliki arti bahwa perusahaan akan membuat bandara-bandaranya menjadi lebih terbuka untuk penerbangan internasional. Dengan demikian, para wisatawan tidak harus ke Bandara Soetta atau Ngurah Rai, tapi bisa melalui semua bandara di bawah pengelolaan Angkasa Pura I untuk kegiatan pariwisatanya.
"Jadi, semacam etalasenya Indonesia lah. Dan ini bisa menekan cost karena turis bisa langsung ke destinasi lewat bandara kita dengan penerbangan domestic," kata dia.
Sementara beyond airport operator memiliki arti perusahaan tidak sekadar menyediakan infrastruktur bandara sebagai tempat orang naik turun pesawat. Perusahaan akan mengembangkannya menjadi satu entitas bisnis sendiri yang bisa menjadi satu destinasi. Strategic planning perusahaan ke depan akan lebih banyak mendorong non-aero business, dari saat ini porsinya 40-60% menjadi 60% non-aero dan 40% aero dalam 5 tahun mendatang.
"Makanya, kami bentuk unit khusus yang akan memaksimalkan seluruh potensi yang ada di areal bandara kami, termasuk lahan kami yang selama ini sudah clean and clear, tapi nganggur. Di bandara baru itu ada sekitar 550 hektare baru dipakai sekitar 200 hektare, itu nanti akan dimanfaatkan untuk aktivitas bisnis kami di bandara, bentuknya akan disesuaikan dengan target segmen yang kami bidik," kata dia.
Dicontohkan, saat ini pihaknya sedang melakukan bidding terhadap 11 calon strategic partner untuk pengembangan Bandara Lombok yang nantinya akan menjadi kegiatan pariwisata, semisal lapangan golf, resort dan sebagainya. Konsepnya berupa satu areal komersial yang nanti ada hotel dan sebagainya. Strategic partner nanti selain finansial, mereka juga yang akan mendorong lebih banyak traffic lagi. Mereka adalah pengelola bandara internasional dan aviation related dari berbagai negara seperti Qatar, China, India, Singapura, dan Swiss.
Kemudian visi with Indonesia experience, maksudnya perusahaan akan mengembangkan bandara tanpa mengilangkan nuansa Indonesia. Misalnya di Bandara Kulonprogo Yogjakarta yang akan dibentuk dengan konsep aero city. Akan ada beberapa variasi aktivitas nantinya, seperti perhotelan, gudang logistik, factory outlet, dan sebagainya.
"Wajah Kulonprogo, Suasan Malioboro, Kota Gede, Pringhajo, termasuk makanan khasnya gudek dan sebagainya kami siapkan," kata Faik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: