Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Jadi Kuli Panggul dan Ojek Payung Sebelum Jadi Presiden RI

Sempat Jadi Kuli Panggul dan Ojek Payung Sebelum Jadi Presiden RI Presiden Joko Widodo mengendarai motor menuju Pasar Anyar, Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018). Presiden blusukan ke pasar untuk mengecek harga kebutuhan pokok dan mencocokkan dengan angka inflasi. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Akhir-akhir ini, Presiden RI, Joko Widodo sedang ramai diperbincangkan karena pemilu 2019, akan segera datang. Pembahasan kali ini, bukan tentang politik, melainkan Redaksi Warta Ekonomi hendak menjabarkan kisah sukses pria yang akrab disapa, Jokowi ini. Sebelum menjadi presiden RI, ia menjajakan kaki di dunia usaha. Lahir dari keluarga yang sederhana, Jokowi dulu juga sempat membantu orang tuanya berdagang, mengojek payung, hingga jadi kuli panggul untuk membiayai keperluan sekolah dan uang jajannya.

Jokowi lahir 21 Juni 1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Ia lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Lahir dari keluarga yang sederhana dan selalu mengedepankan kerja keras, membuat Jokowi mampu meniti pendidikannya sampai ke jenjang tertinggi di salah satu kampus unggulan di Indonesia, Universitas Gajah Mada, jurusan kehutanan.

Mendapatkan ilmu mengenai struktur kayu semasa kuliah, membuat Jokowi paham dan memutuskan untuk membuka usaha furniture. Dengan kesungguhan dan kerja kerasnya, usaha yang dirintisnya tersebut berkembang pesat dan namanya pun mulai dikenal sebagai pengusaha furniture hingga pasar Eropa.

Selain terjun ke dalam dunia usaha, tahun 2005 Jokowi mulai tertarik untuk terjun ke dunia politik. Di tahun yang sama, namanya diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan mencalonkan diri sebagai walikota Surakarta. Tidak disangka, Jokowi memenangkan pemilu tersebut dan berhasil menjadi Walikota Surakarta dengan presentase suara 36,62%.

Selama menjabat menjadi Walikota Surakarta, Jokowi sudah banyak memberikan perubahan yang baik di Kota tersebut sehingga Surakarta dinobatkan sebagai Kota Pariwisata, Kota Budaya, dan Kota Batik. Selama satu tahun menjabat sebagai Walikota, Jokowi berhasil membangun prasarana baru untuk masyarakat Surakarta, antara lain pasar tradisional, city walk sepanjang 7 km, Solo Techno Park, dan masih banyak lagi.

Dengan kemajuan pesat Kota Surakarta berkat Jokowi, ia pun diajukan menjadi gubernur Ibu Kota Jakarta pada tahun 2012. Dengan penuh keyakinan, Jokowi bertekad untuk membuat Jakarta lebih baik lagi. Membangun MRT dan monorel untuk mengatasi kemacetan, menjadi salah satu program yang ia canangkan. Selain itu, Jokowi juga mengeluarkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Setelah berbagai kesuksesan yang ia raih, tepat pada tanggal 20 Oktober 2014, ia resmi menjabat menjadi Presiden ke-7 Republik Indonesia, dengan wakilnya Muhammad Jusuf Kalla. Membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi bukanlah PR (re: pekerjaan rumah) yang mudah, dengan susah payah Jokowi dan Jusuf Kalla terus berupaya. Meski tidak jarang banyak masyarakat yang kontra terhadap kebijakannya, ia tidak pantang menyerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: