Sejak November 2017, pengguna Ovo telah tumbuh lebih dari 400%, mencapai 115 juta pengguna tahun ini dan tersebar di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, volume total transaksi Ovo juga meningkat 75 kali lipat dari waktu yang sama. Pencapaian tersebut diraih dengan strategi tiga pilar, yakni dengan gerai ritel, online-to-offline (O2O), dan e-commerce.
Pada Kamis (20/12/2018), Director of Enterprise Payment Ovo, Harianto Gunawan menjelaskan beragam kemitraan yang dilakukan OVO sejak akhir 2017. Mereka menggandeng pelaku UMKM, transportasi online, hingga market place besar sebagai partner untuk terintegrasi ke berbagai industri.
Harianto memaparkan, "Saat ini kami paling lengkap dari segi penggunaan pembayarannya. Kami mulai dengan kerja sama dengan beberapa mal, toko kelontong, dan pelaku UMKM lain, itu yang kami namakan offline. Setelahnya, kami lakukan partnership berikutnya, yakni dengan Grab, ini bentuknya online-to-offline. Setelah itu, kami kerja sama dengan Tokopedia yang secara keseluruhan sifatnya online."
Berbagai kerja sama itu membuat Ovo terhubung dengan lebih dari 500.000 gerai offline. UMKM yang menjadi merchant pun bertumbuh lebih dari 70%, dari 9.000 UMKM pada Agustus lalu, menjadi 180.000 saat ini.
"Tahun ini, Ovo juga fokus mengembangkan QR Code untuk mendukung pemberdayaan UMKM. Sampai saat ini, kami bermitra dengan 180 ribu UMKM untuk menerima pembayaran menggunakan QR," kata Harianto lagi.
Layanan pembayaran yang berada di bawah naungan Lippo Group itu awalnya hanya pilot project di wilayah Karawaci. Namun, di akhir 2018 ini, mereka telah menjangkau 303 kota di Indonesia berkat kemitraan dengan bermacam partner.
"Dari 115 juta perangkat saat ini, 77% berasal dari luar Jabodetabek," kata Harianto lagi.
Untuk 2019, Ovo berencana menyediakan layanan keuangan untuk para merchants dan konsumen. Hal tersebut diklaim sebagai upaya menumbuhkan tingkat inklusi keuangan nasional yang menjadi tujuan awal layanan pembayaran itu.
"Kami punya akses ke jaringan-jaringan partner, banyak kesempatan untuk membantu mereka mengembangkan bisnis. Seperti pinjaman, asuransi, tidak hanya untuk merchant, tapi juga customer," jelas Chief Product Officer Ovo, Albert Lucius kepada Warta Ekonomi.
Selain itu, mereka akan mengembangkan kerja sama dengan pihak lain, termasuk pemerintah dan perusahaan privat. Bentuknya pun bisa online atau pun offline.
Mengenai tujuan perluasan kemitraan, Albert berkata, "Visi Ovo sebenarnya sederhana, hadir di setiap kegiatan sehari-hari para pengguna. Inilah yang membedakan kami dengan kompetitor, kami terbuka pada semua jenis kerja sama, mulai dari yang offline hingga online."
Sejak 2017 hingga 2018, Ovo telah menggandeng Bank Mandiri, Alfamart, Grab, dan Moka sebagai mitra. Pada Oktober lalu, Tokopedia pun resmi bergabung dengan lini perusahaan yang bekerja sama dengan merek yang dikelola oleh PT Visionet Internasional tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: