Setelah peristiwa tsunami Selat Sunda, layanan telekomunikasi di wilayah bencana telah kembali pulih sebesar 99,1%. Dalam angka, terhitung ada 4.687 dari 4.731 BTS (Base Transceiver Station) yang aktif beroperasi di Lampung Selatan, Pandeglang, dan Serang saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada Rabu (26/12/2018).
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ahmad M. Ramli secara tertulis menyatakan, layanan telekomunikasi di wilayah Banten dan Lampung Selatan hampir pulih secara keseluruhan. Namun, di beberapa titik, operasional BTS masih terganggu.
“Ada 0,9% BTS yang masih terganggu operasinya. Namun, akses telekomunikasi di lokasi yang BTS-nya mengalami gangguan dapat ditangani oleh mobile BTS dan sistem recovery pada awal terjadinya bencana,” kata Ramli melalui pernyataan tertulis yang diterima Warta Ekonomi.
Ia juga mengatakan, layanan telekomunikasi sempat mengalami gangguan karena tidak ada pasokan jaringan listrik untuk sejumlah BTS di wilayah terdampak bencana, yakni Lampung, Banten, dan Pandeglang. Khususnya setelah kejadian melanda daerah tersebut.
"Saat ini sebanyak 4.687 BTS dari total 4.731 BTS yang ada di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lampung Selatan sudah dapat beroperasi untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi warga," jelas Ramli.
Operator seluler juga terus berupaya melakukan langkah konstruktif, termasuk menyediakan genset untuk catu daya BTS. Kemenkominfo juga meminta operator seluler mengerahkan BTS combat dan mobile genset agar BTS yang belum mendapatkan aliran listrik bisa beroperasi kembali.
“Kami akan terus memantau perkembangan BTS yang mengalami status down dan melakukan pengukuran terhadap kualitas layanan seluler (Quality of Service/QoS)," ujar Ramli.
Pemantauan tersebut dilakukan sebagai langkah untuk memulihkan cadangan listrik yang digunakan dalam operasional BTS. Bila sudah pulih, penanganan bencana di lokasi akan terbantu karena pentingnya akses telekomunikasi dalam proses evakuasi, komunikasi, dan peringatan dini.
"Akses telekomunikasi merupakan hal vital dalam kondisi bencana, selain untuk mendukung proses evakuasi penduduk, komunikasi dalam pencarian jenasah, peringatan dini, juga sangat penting agar penduduk yang terdampak dapat berkomunikasi dengan handai taulan, teman dan kerabat. Dalam keadaan musibah seperti ini akses telekomunikasi memiliki peran sangat penting dan strategis," papar Ramli.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: