Warga Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung yang menjadi korban bencana tsunami ingin direlokasi ke tempat yang lebih aman dan tidak mau kembali lagi ke kampungnya. "Saya sudah tidak berani lagi pulang ke Pulau Sebesi, bahkan ternak seperti kamping serta harta benda lainnya saya iklaskan," kata warga Dusun Tejang, Desa Teluk Baru, Kecamatan Rajabasa, Holah (50), di pengungsian Lapang Tensi Indoor Kalianda, Jumat.
Ia memilih tidak ingin kembali ke kampung halamannya itu karena jarak antara pulau yang didiaminya cukup dekat dengan Gunung Anak Krakatau, bahkan semburan abu vulkanik dan erupsi hampir setiap hari dilihatnya. Jika memilih bertahan di Pulau Sebesi khawatir akan menjadi korban selanjutnya. Maka dari itu, ia meminta kepada pemerintah agar dibuatkan rumah di luar Pulau Sebesi dan menerima dalam bentuk apapun yang terpenting bisa untuk didiami.
Senada dengan Holah, Rosmiati mengatakan dirinya ingin pindah dari Pulau Sebesi, sebab selain rumahnya sudah hancur juga khawatir terjadi bencana susulan. Apalagi setiap harinya melihat kondisi Gunung Anak Krakatau yang selalu memuntahkan lahar panas. Lanjut dia, dirinya tidak terlalu memikirkan kondisinya tetapi yang terpenting kesehatan kedua anaknya yang masih balita.
Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Laksamana Muda TNI (Purn) Willem Rampangile mengatakan seluruh rumah yang berada di pesisir pantai khususnya yang terkena dampak tsunami warganya harus direlokasi.
Namun untuk relokasi tersebut perlu adanya koordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan instansi terkait dalam memutuskan kebijakan ke depannya karena lokasi untuk relokasi harus tepat. "Semua keputusan relokasi harus dengan koordinasi agar tepat nanti keputusannya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat