Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pemilu, Eks Menteri Jokowi Minta Ini

Jelang Pemilu, Eks Menteri Jokowi Minta Ini Dewan Penasihat JKSN Khofifah Indar Parawangsa | Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Kediri -

Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa meminta agar tidak ada lagi kampanye hitam menjelang Pemilihan Umum 2019, demi menciptakan pemilu yang aman serta mencerdaskan seluruh elemen masyarakat.

"Beda politik itu realitas demokrasi. Mari bersama lakukan format dalam mengekspresikan perbedaan dalam suasana yang menghargai satu dengan lain. Jangan lakukan kampanye negatif apalagi kampanye hitam," katanya saat di Kediri, Jatim, Sabtu (29/12/2018).

Pada 17 April 2019, kata dia, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi dengan memilih calon Presiden dan calon Wakil Presiden, DPR dari pusat hingga daerah, serta DPD.

Ia mengungkapkan pesta demokrasi baik pemilu legislatif, pemilihan bupati, pemilihan gubernur, hingga pemilihan presiden adalah proses amanademen.

Dirinya juga pernah ikut menjadi bagian dari proses amandemen itu saat maju menjadi calon Gubernur Jatim dengan pasangannya Emil Dardak dan dinyatakan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim terpilih.

Pihaknya meminta agar masyarakat ikut menghormati seluruh proses demokrasi. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan secara langsung oleh rakyat, sebab sesuai dengan demokrasi yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat, bahwa rakyat berdaulat memilih pemimpin nasionalnya.

"Berilah hak pendewasaan berdemokrasi dan cintai negeri ini dengan melakukan sesuatu yang konstruktif, produktif, sesuatu yang memberikan semangat bahwa bangsa ini harus berdiri dan terus melaju, berkemajuan di antara berbagai percepatan kemajuan yang diperoleh bangsa-bangsa di dunia," tutur mantan menteri sosial ini.

Khofifah menambahkan, dari hasil rilis "Pricewaterhouse Coopers" (PwC), yang merupakan lembaga konsultasi ekonomi internasional mengungkapkan tentang laporan proyeksi pertumbuhan global jangka panjang hingga 2050 untuk 32 ekonomi terbesar di dunia. Indonesia berada di urutan keempat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: