Tantangan Jokowi Soal Mata Novel, Hanura: Andi Arief Masih Kesal Soal 'Jenderal Kardus'?
Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief menantang Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan satu matanya untuk penyidik KPK, Novel Baswedan, yang terkena teror penyiraman air keras.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah, menyinggung skandal Bank Century yang diduga melibatkan Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat sebagai presiden periode 2004-2009.
"Karena Andi Arief minta Jokowi memberikan matanya kepada Novel Baswedan, maka bisa saja rakyat Indonesia meminta seluruh harta SBY disita untuk mengganti kerugian negara akibat Century Gate," ujarnya di Jakarta, Senin (31/12/2018).
Inas mengaku heran dengan pernyataan Andi tersebut. Sebab, presiden tidak bisa mengintervensi hukum. Pengungkapan kasus teror terhadap Novel sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak kepolisian.
"Andi Arief walaupun pernah jadi staf khusus SBY tapi tidak pernah diajari oleh bosnya bahwa tugas presiden bukan ngurusin maupun mengintervensi langsung kasus kriminal seperti kasus Novel Baswedan, karena menurut undang-undang, itu tugas kepolisian. Jadi bukan kerjaan Jokowi untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan," jelasnya.
Selain menyinggung kasus Century yang diduga melibatkan SBY, Inas juga mengungkit kasus penculikan aktivitis 1998 yang disebut-disebut dilakukan atas perintah capres Prabowo Subianto. Inas menduga Arief memang sengaja melemparkan isu Novel Baswedan agar publik kembali mengingat peristiwa penculikan itu.
Sebab, menurutnya, Andi masih kesal dengan Prabowo. Hal ini terkait dengan istilah 'jenderal kardus' yang pernah dilontarkan Andi untuk Prabowo karena persoalan cawapres.
"Berarti Andi Arief sengaja mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang dugaan penculikan dan pembunuhan yang oleh sebagian aktivis 98 diduga dilakukan oleh Prabowo Subianto. Hal ini membuktikan bahwa Andi Arief sebenarnya masih kesal sama Prabowo sehingga dia pernah menjuluki Prabowo sebagai jenderal kardus," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim