Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak-Anak Korban Tsunami Ingin Pulang dan Kembali Sekolah (2)

Anak-Anak Korban Tsunami Ingin Pulang dan Kembali Sekolah (2) Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Lampung Selatan -

Sebanyak 5.843 jiwa masih mengungsi di berbagai posko pengungsian pascatsunami Selat Sunda di perairan pesisir pantai selatan Kabupaten Lampung Selatan ini.

"Mereka mengungsi di Kecamatan Bakauheni, Kalianda, Rajabasa, dan Katibung," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Sulistyaningsih.

Ia mengatakan mereka yang terdiri atas orang tua hingga anak-anak itu terbanyak mengungsi di lokasi pengungsian Lapangan Tenis Indoor Kalianda dan Kantor Camat Banding. Warga korban tsunami yang mengungsi di Lapangan Tenis Indoor Kalianda 1.077 jiwa berasal Pulau Sebuku dan Sebesi di Selat Sunda, dan Kantor Camat Banding 1.044 pengungsi.

Di Kecamatan Bakauheni Posko Balai Desa Totoharjo 43 orang, Kelasi 320 orang, sedangkan di Kecamatan Kalianda Posko Perlindungan Gang Palm 14 orang, Desa Sumur Kumbang 183 orang, Hara Banjar 65 orang, Maja 702 orang, Buah Berak 91 orang, Kesugihan 110 orang, Canggu 72 orang, Merak Belantung 314 orang, Tengkujuh 223 orang, Pauh 100 orang, Jondong 101 orang, Kecapi 8 orang, Bumi Agung 243 orang.

Selain itu, di Kecamatan Rajabasa Posko Pangkul 70 orang, Way Muli Timur 600 orang, Balai Desa Kerinjing 200 orang. Kecamatan Katibung Posko Tarahan 110 orang, dan Sinar Laut Desa Tarahan 144 orang.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 31 Desember, bencana itu sudah menyebabkan 437 orang meninggal dunia, 16 orang hilang, 14.059 orang terluka, dan 33.721 orang mengungsi.

Semula sebanyak 1.003 pengungsi korban tsunami dari Pulau Sebesi dan Sebuku bertahan di lokasi pengungsian Lapangan Tenis Indoor Kalianda, Lampung Selatan.

"Pengungsi itu terdiri atas 288 kepala keluarga dari dua pulau tersebut," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Sumarju Saeni, di Kalianda, Lampung Selatan.

Ia menyatakan, para pengungsi akan berada di pengungsian sesuai dengan waktu tanggap darurat yang ditetapkan Bupati Lampung Selatan hingga 5 Januari 2019, dan nanti para pengungsi yang mau direlokasi pemerintah telah menyiapkan lokasinya.

Ia menyebutkan anak-anak yang mengungsi hingga saat ini berjumlah 381 orang, dan kondisi psikologis mereka secara umum telah pulih kembali setelah mendapat pendampingan dari tim "trauma healingihaknya juga menyiapkan layanan dapur umum ada 3 posko dibantu juga dari Tagana Sumatera Selatan, sedangkan layanan untuk anak anak dan warga lanjut usia dibentuk terpadu.

Menghibur anak-anak Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamsel Winarni Nanang Ermanto mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Tengah Elliya Lusiana Loekman sempat pula mengunjungi serta menghibur anak-anak yang berada di posko pengungsian di SMA Negeri 1 Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa, Sabtu (5/1).

Usai mengunjungi posko pengungsian di Desa Kunjir, rombongan menuju ke posko pengungsian di Lapangan Tenis Indoor, Kalianda.

Sementara, Bunda PAUD Kabupaten Lamsel Winarni Nanang Ermanto bersama tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta Dinas Pendidikan Lamsel mengunjungi serta menghibur anak-anak yang berada di posko pengungsian di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa.

Bunda PAUD Lamsel Winarni mengajak mereka bermain serta mengucap doa-doa pendek. Winarni juga membagikan makanan, susu dan mainan untuk anak-anak itu. Meskipun saat ini tinggal di pengungsian, Winarni berharap, anak-anak harus tetap bersemangat. Tidak boleh sedih serta harus tetap rajin belajar, katanya memberi nasihat.

Prof Dr Budi Anna Keliat SKp MAppSc, dosen Fakultas Ilmu Keperawatan/ahli keperawatan jiwa dan komunitas beserta seluruh tim telah membantu untuk mendampingi korban tsunami itu, khususnya anak-anak.

"Kami tidak menggunakan istilah trauma healing, tetapi kami lebih kepada memberikan dukungan kesehatan jiwa mereka," ujar Prof Budi Anna pula.

Bagi anak-anak korban tsunami itu, setelah mendapat dampingan menghilangkan pengalaman traumatis menghadapi bencana alam ini, selanjutnya perlu kepastian pemulihan dan keberlanjutan proses belajar mengajar mereka.

Pemerintah bersama instansi terkait dan para pihak musti segera menyiapkan lokasi belajar darurat beserta bantuan guru bila diperlukan.

 

Ketersediaan buku tulis dan buku pelajaran yang diperlukan mereka musti terjamin, apalagi saat anak-anak ini harus pergi ke sekolah lagi pada Senin (7/1) awal pekan nanti kian dekat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: