Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menduga banyaknya informasi bohong atau hoaks yang berkembang di masyarakat dijadikan sebagai skenario politik untuk tujuan politik tertentu.
"Hoaks tidak pernah bisa dihentikan karena sudah menjadi skenario politik dan strategi, politik yang digunakan para politisi untuk jalan pintas meraih kemenangan," kata Boni dalam diskusi Merawat KeIndonesiaan Seri Diskusi XVIII bertajuk "Memilih Melampaui Hoaks", di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Dia menilai ada skenario para politisi untuk gunakan jalan pintas meraih kemenangan dengan memanfaatkan dan memanipulasi persepsi publik melalui penebaran hoaks.
Karena itu dia menilai hoaks dirancang dan didesain secara sengaja sehingga bukan perkara kekhilafan si A atau si B, namun ini perkara membangun persepsi publik untuk memenangkan Pemilu.
"Namun, dicari sambungan atau afiliasi politik kepada tim sukses, karena saya percaya diperintah timses agar membangun narasi untuk kepentingan politik," ujarnya.
Dia mencontohkan dalam kasus hoaks tujuh kontainer, jangan hanya berfokus pada sosokĀ Andi Arief, namun harus didalami siapa elite partai atau ada rancangan dari timses pasangan calon tertentu.
Karena itu, dia menduga narasi hoaks tujuh kontainer tersebut untuk memenangkan persepsi publik sehingga Polri harus menyasar desain besar di balik munculnya informasi hoaks tersebut.
"Hal itu agar menjadi pelajaran berharga bagi pembangunan kesadaran politik masyarakat. Mereka yang rasional akan marah dan yang kurang rasional mungkin terpengaruh hoaks itu," tuturnya.
Dalam diskusi tersebut, pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia, Lisman Manurung menilai hoaks sudah terjadi lama, dan itu menjadi semacam mikroba dalam demokrasi yang hadir dan dimanfaatkan.
Menurut dia, kalau dulu cara singkat memenangkan pemilu dengan menggunakan motif politik uang, namun saat ini banyak menggunakan hoaks yang banyak digunakan di media sosial.
"Lalu sekarang bagaimana memperpendek hoaks dan bagaiaman daya rusaknya bisa diperpendek karena mikroba bisa diperpendek," ujarnya.
Menurut dia, apabila pemenang pemilu karena menggunakan hoaks maka akan memunculkan kekecewaan mendasar lalu memunculkan sumpah serapah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil