Raksasa otomotif Amerika Serikat, General Motors (GM), mengatakan bahwa peluncuran model baru untuk produk jajaran truk pickup bakal meningkatkan pendapatan perusahaan pada 2019.
Dilansir Reuters, Sabtu (12/1), GM juga mengumumkan bahwa Cadillac akan menjadi merek kendaraan listrik utama yang membuat saham pembuat mobil nomor 1 di AS itu melonjak hingga lebih dari 8 persen.
GM mengatakan, meskipun terjadi penurunan penjualan mobil penumpang di AS, namun pasar utama diprediksi akan tetap tangguh pada 2019, dengan penjualan di atas 17 juta unit pada 2019.
Kendati demikian, perusahaan itu telah menghabiskan dua tahun terakhir untuk meninggalkan pasar yang kurang menguntungkan di Eropa, sebagian Afrika dan Asia. Pada November lalu, GM juga mengumumkan akan menutup beberapa pabrik di Amerika Utara yang mengancam 15.000 tenaga kerja.
"Karena tindakan yang telah kami ambil selama beberapa tahun, General Motors memasuki tahun 2019 lebih ramping, lebih gesit dan memiliki posisi untuk menang," kata Chief Executive Officer Mary Barra dalam presentasi kepada para investor di New York.
"Kami telah menunjukkan berulang kali bahwa kami bersedia untuk membuat keputusan yang sulit dan strategis, tidak hanya untuk memenuhi komitmen kami tetapi mengamankan masa depan perusahaan," katanya.
Pertarungan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan truk pickup berukuran besar semakin meningkat di antara para produsen mobil asal Detroit, karena penjualan mobil kecil yang menyusut di AS.
GM dan Fiat Chrysler telah meluncurkan truk pickup untuk mengambil lebih banyak bagian di segmen industri otomotif AS yang paling menguntungkan.
GM memperkirakan penjualan mobil di China akan tetap datar pada 2019 dan mereka menyatakan "akan tetap gesit dalam menanggapi dinamika pasar yang berubah" sambil meluncurkan sekira 20 kendaraan baru atau yang diubah pada 2019.
Kendati demikian, penjualan mobil di China mengalami penurunan dalam beberapa dekade, dan Reuters melaporkan bahwa China berencana menetapkan target yang lebih rendah untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019. Hal itu diketahui sebagai imbas perang dagang dengan AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: