Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2018 mengalami defisit US$1,10 miliar atau membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar US$2 miliar. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif Januari-Desember 2018 mencatat defisit US$8,57 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Agusman, mengatakan pihaknya menilai perkembangan neraca perdagangan pada Desember 2018 dan keseluruhan 2018 tidak terlepas dari pengaruh dinamika perekonomian global.
“Pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas yang menurun memengaruhi kinerja ekspor,” kata dia di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Sementara itu, lanjut dia permintaan domestik yang masih kuat sejalan untuk kegiatan ekonomi yang produktif seperti investasi memengaruhi kinerja impor.
“Ke depan, BI dengan berkoordinasi dengan Pemerintah akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk prospek neraca perdagangan,” tambahnya.
Agusman menambahkan perbaikan defisit pada Desember 2018 tersebut bersumber dari penurunan defisit neraca perdagangan migas ditunjang peningkatan ekspor migas dan penurunan impor migas.
“Sementara itu, defisit neraca perdagangan nonmigas mengalami peningkatan karena penurunan ekspor nonmigas yang lebih besar dari penurunan impor nonmigas,” ucapnya.
Defisit neraca perdagangan migas pada Desember 2018 tercatat sebesar US$0,22 miliar atau menurun dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$1,50 miliar. Perkembangan tersebut dipengaruhi peningkatan ekspor migas sebesar US$0,38 miliar (mtm), terutama ekspor gas di tengah ekspor hasil minyak dan minyak mentah yang menurun.
Penurunan defisit neraca perdagangan migas juga dipengaruhi impor migas yang turun US$0,90 miliar dolar AS (mtm), baik minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Secara kumulatif, neraca perdagangan migas sepanjang Januari-Desember 2018 mengalami defisit US$12,40 miliar.
Sementara defisit neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2018 tercatat sebesar US$0,88 miliar, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$0,50 miliar. Defisit tersebut dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas yang melebihi penurunan impor nonmigas. Penurunan ekspor nonmigas sebesar US$1,10 miliar (mtm) bersumber dari penurunan ekspor beberapa komoditas antara lain bijih, kerak, dan abu logam, serta bahan bakar mineral.
Sementara itu, penurunan impor nonmigas sebesar US$0,72 miliar (mtm) terutama berupa barang modal dan bahan baku/penolong, antara lain bahan kimia organik, plastik dan barang plastik, kendaraan dan bagiannya, serta perhiasan/permata. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-Desember 2018 masih mengalami surplus US 3,84 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: