Sejak 2008 hingga sekarang, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM sudah menyalurkan dana bergulir di Jawa Timur sebesar Rp1,4 triliun. Meski terbilang besar, namun jumlah itu masih berada di bawah Jawa Tengah sebesar Rp2,1 triliun.
"Biasanya, Jatim berada di urutan pertama dalam penyaluran dana bergulir. Sekarang sudah tersusul oleh Jateng. Ke depan, saya berharap Jatim bisa kembali memimpin penyaluran dana bergulir dengan lebih intens lagi mengembangkan kinerja koperasi dan UMKM di wilayahnya melalui dana bergulir," kata Direktur Utama LPDB KUMKM Braman Setyo pada acara Sosialisasi Program Inklusif LPDB-KUMKM di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (28/1/2019).
Oleh karena itu, pihaknya menggelar sosialisasi di Banyuwangi yang merupakan gelaran pertama di Jatim dengan diikuti oleh dinas koperasi dan UMKM perwakilan dari Banyuwangi, Jember, Bondowoso, dan Situbondo. Braman yakin penyerapan dana bergulir di Jatim akan kembali meningkat.
"Kami tetap kerja sama dengan dinas koperasi karena mereka sebagai unsur pembina di daerah. Mereka yang tahu persis mana koperasi yang berkualitas dan saya kira tidak ada koperasi yang menolak," imbuh Braman.
Khusus untuk Banyuwangi, Braman melihat potensi besar dari koperasi dan UMKM yang ada di daerah tersebut untuk mendapat sentuhan dana bergulir dari LPDB.
"Potensi Banyuwangi itu sangat luar biasa. Terlebih lagi, mereka kini tengah berlari kencang mengejar ketertinggalan dari wilayah lain dalam memajukan sektor usaha produktif di Banyuwangi, baik koperasi maupun UMKM," ujar Braman.
Braman berharap para pelaku usaha koperasi dan UMKM yang hadir dalam sosialisasi tersebut dapat memanfaatkan dana bergulir untuk lebih mengembangkan kinerja usahanya.
"Saya juga meminta para unsur dinas koperasi di daerah agar mampu memacu koperasi dan UMKM di wilayahnya mengakses dana bergulir untuk pengembangan usahanya," tandas Braman.
Braman pun menegaskan bahwa dana bergulir kini sudah menjadi kebutuhan dari pelaku koperasi dan UMKM di Indonesia dalam mengembangkan usahanya. Braman pun meyakini bahwa hanya LPDB yang mampu memberikan banyak kemudahan dalam mengakses pembiayaan dengan bunga sangat murah.
Untuk program Nawacita seperti sektor pertanian dan perkebunan, dikenakan bunga hanya 4,5% per tahun menurun. Untuk sektor riil seperti manufaktur dan kerajinan dikenakan bunga 5% per tahun. Sementara untuk simpan pinjam, ditetapkan bunga 7% per tahun. Untuk pola syariah, dengan skema bagi hasil 30:70.
"Ini menjadi unggulan dari LPDB dibanding lembaga keuangan lain di Indonesia. Saya yakin tidak ada lembaga keuangan yang bisa menerapkan suku bunga kredit lebih murah dari LPDB," jelas Braman.
Selain mengandalkan peran dari dinas koperasi di daerah, LPDB pun menggandeng Jamkrindo dan Jamkrida dalam menyalurkan dana bergulir di daerah.
"Kami melakukan strategi jemput bola ke daerah melalui dinas koperasi dan perusahaan penjaminan. Bila calon debitur tidak memiliki agunan yang cukup, maka mereka bisa memanfaatkan lembaga penjaminan seperti Jamkrindo atau Jamkrida," kata Braman.
Braman pun mendorong koperasi dan UMKM yang memiliki kelayakan usaha, namun tidak cukup agunan, agar memanfaatkan kehadiran Jamkrindo atau Jamkrida.
"Perusahaan penjaminan yang akan menjamin agunan kredit hingga maksimal 70%. Artinya, koperasi dan UMKM cukup menyediakan agunan kredit sebesar 30% saja," tandas Braman lagi.
Tahun ini, kata Braman, LPDB menargetkan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,5 triliun yang terdiri dari Rp975 miliar untuk pembiayaan konvensional dan Rp525 miliar untuk pola syariah.
"Penyaluran dana bergulir ini lebih memprioritaskan sektor produktif. Khusus untuk usaha-usaha di sektor produktif itu akan lebih banyak lagi. Saya kira kami harus mengurangi sektor perdagangan. Terutama sektor produktif, pertanian, perikanan, dan perkebunan harus ditingkatkan karena sektor produktif memiliki nilai tambah yang cukup besar," kata Braman.
Sementara itu, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto mengungkapkan bahwa nilai pembiayaan yang telah disalurkan LPDB di wilayah Banyuwangi sebesar Rp26,88 miliar.
"Kami harapkan melalui kegiatan sosialisasi dan bimtek dana bergulir ini dapat membantu para pelaku usaha koperasi dan UMKM dalam mengakses pembiayaan dana bergulir di LPDB-KUMKM, sekaligus menjadi perhatian bagi dinas yang membidangi koperasi dan UKM untuk mendukung para pelaku usaha potensial di wilayah binaannya," kata Krisdianto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti