Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Paham Sektor Kecantikan, Pengusaha Ini Sukses Bangun Brand Senilai $90 Juta

Tak Paham Sektor Kecantikan, Pengusaha Ini Sukses Bangun Brand Senilai $90 Juta Kredit Foto: Instagram/mrsrodial
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada tahun 1999, Maria Hatzistefanis tidak tahu apa-apa tentang memulai bisnis, apalagi bisnis di sektor kecantikan seperti yang ia lakoni saat ini.

Hatzistefanis mendirikan Rodial, brand kecantikan senilai $90 juta berawal dari keinginan dan idenya membuat produk perawatan kulit yang membahas masalah konsumen tertentu. Rodial berbasis di London dengan produk yang dijual telah meluas ke 35 negara.

Berawal dari ide cemerlangnya itu, Hatzistefanis bertekad untuk mendirikan brand kecantikan sendiri. Dalam waktu satu tahun, ia tekun mencari tahu dan mempelajari tentang sektor kecantikan. Lebih lengkapnya, Redaksi Warta Ekonomi telah merangkup dari Entrepreneur.com mengenai kiat Hatzistefanis sampai berani terjun di dunia bisnis yang dulu sama sekali tidak diketahuinya:

1. Lakukan kontak

Sebagai konsumen yang bersemangat dan mantan penulis kecantikan, Hatzistefanis mampu menemukan celah di pasar.

"Saya ingin membangun rangkaian perawatan kulit yang menawarkan perawatan yang ditargetkan untuk berbagai masalah kulit, seperti, katakanlah, hiper-pigmentasi," katanya. Namun, dirinya merasa bingung harus memulainya dari mana.

Untuk mempelajari apa yang dia butuhkan, dia menghadiri pameran perdagangan industri kecantikan untuk mendidik dirinya sendiri di industri dan mengenal laboratorium, perancang, dan perusahaan pengemasan yang akhirnya dia bermitra untuk menjadikan perusahaannya nyata.

"Saya pergi mungkin ke lima atau enam pameran di seluruh Eropa dalam beberapa bulan," kata Hatzistefanis, “dari sana saya mendapat kartu nama, mengatur pertemuan, dan membuat kontak awal.”

2. Temukan pasangan pertama Anda

Setelah penelitian pameran dagangnya, Hatzistefanis bertemu dengan beberapa laboratorium yang berbasis di London untuk mencari mitra yang dapat membantu menafsirkan visinya dan menciptakan produk yang sebenarnya.

"Saya tahu apa yang saya inginkan dari hasil akhirnya, tetapi saya tidak memiliki latar belakang kimia," imbuhnya.

Beberapa lab terlalu besar untuk mengerjakan pekerjaan startup-nya, dan yang lain mencoba meyakinkannya untuk hanya membuat formula yang sudah ada sebelumnya. Hatzistefanis tidak setuju dengan itu.

"Sangat penting untuk menciptakan brand milik kita sendiri, yang berbeda. Jadi butuh banyak laboratorium untuk menjajakannya,” jelasnya.

Selang beberapa waktu, akhirnya, dia menemukan fasilitas produksi lokal yang memahami misinya, dan dia menghabiskan satu tahun untuk menyelesaikan formulasinya.

3. Beradaptasi

Hatzistefanis mulai mengerjakan branding Rodial segera setelah jajaran produknya dikuatkan.

"Saya mulai melakukan semua pekerjaan ini secara paralel," katanya, "sementara pengujian produk kami terjadi, saya mencari kemasan, meskipun sebagian besar perusahaan memiliki jumlah pesanan minimum yang besar, antara 5.000 dan 10.000pcs dan saya hanya menjalankan 500 pcs di awal."

Dia akhirnya harus berkompromi, menggunakan kemasan dan menyesuaikan desain label. Tetapi, bertekad untuk melangkah maju, dia memutuskan bahwa setiap kali dia menghasilkan produk baru, dia akan mengubah dan memperbarui kemasannya agar tetap dekat dengan visi aslinya.

4. Mulai menjual

Kembali pada tahun 1999, meluncurkan merek secara online bukanlah suatu pilihan saat itu.

"Saya mengirim email ke semua toko di London, menjelaskan produk," kata Hatzistefanis, "saya tidak mendapatkan banyak tanggapan, dan ada yang merespon dengan penolakan."

Namun, dia tetap bertahan, dan terus berjuang. Akhirnya, dalam tahun pertamanya, sebuah toko kecil di London berminat untuk menetapkan sejumlah ruang kecil untuk Rodial.

"Mereka memberi saya enam bulan untuk menjual semua produk kami, dan jika tidak, saya harus mengambilnya kembali dari mereka dan mengeluarkan pengembalian dana kepada toko," katanya, “jadi, kami harus menjualnya."

Sebagai pendiri solo tanpa staf, Hatzistefanis menerima semua tekanan penjualan sendirian.

"Saya menjalankan bisnis selama seminggu dan menghabiskan sepanjang hari di hari Sabtu dan Minggu untuk menjual produk," ungkapnya.

5. Lakukan perekrutan pertama Anda

Setelah berjalan sendirian, Hatzistefanis merasa membutuhkan partner kerja yang bisa membantunya menjalankan bisnis. Dirinya sadar bahwa ia bukanlah penjual yang baik, sehingga ia memutuskan untuk merekrut manajer penjualan dari Molton Brown (sebuah perusahaan perawatan pribadi kelas atas).

“Merekrut itu adalah keputusan terbaik bagi saya. Memiliki orang untuk mendorong penjualan dan mendatangkan uang adalah hal yang paling penting dalam bisnis," jelas Hatzistefanis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: