Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jurus Baru AirNav Buat Pendaratan di Bandara Hasanuddin Lebih Presisi

Jurus Baru AirNav Buat Pendaratan di Bandara Hasanuddin Lebih Presisi Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) terus berupaya meningkatkan layanan navigasi penerbangan di ruang udara. Teranyar, AirNav merancang 'jurus baru' berupa perubahan standar prosedur instrumen pendaratan dan lepas landas pesawat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. 

General Manager AirNav Indonesia Cabang Utama MATSC, Novy Pantaryanto, menyampaikan prosedur baru itu memungkinkan panduan navigasi dari Air Traffic Controller atau ATC terhadap pesawat lebih presisi. Melalui sistem baru itu, toleransi penyimpangan bisa ditekan sehingga tingkat keselamatan penerbangan akan lebih baik. 

Baca Juga: Netizen 'Serang' Basarnas, Airnav Indonesia Bilang Begini

Instrumen pendaratan dan lepas landas pesawat diperbarui sesuai Required Navigation Performance (RNP) yakni standar kualitas navigasi agar pesawat terbang akurat di jalurnya. Teknologi tersebut membuat pesawat senantiasa berada pada rutenya, bahkan saat harus dihadapkan masalah teknis atau cuaca buruk. 

"Sementara sedang kita siapkan prosedur itu yang intinya akan membuat pendaratan lebih presisi. Jadi semacam auto-pilot, tinggal tekan tombol dan akan secara otomatis mendarat sesuai dengan jalurnya," ujar Novy, Senin (11/2). 

Menurut dia, pada proses pendaratan terkadang mengalami kendala sehingga pesawat bergerak sedikit melenceng. Gangguan itu bisa muncul akibat dorongan angin maupun penyebab lainnya. Melalui prosedur baru itu, proses pendaratan diyakini bisa jauh lebih mulus karena sistemnya otomatis 

Novy melanjutkan standar baru itu juga menjaga akurasi pada pendaratan dan lepas landas dibandingkan sistem konvensional. Toh, toleransinya hanya 2 nautival mile dari rute yang ditetapkan. Selain menjamin keselamatan penerbangan, standar baru itu akan berdampak pada efisiensi bahan bakar. 

Penghematan bahan bakar dapat terjadi, Novy menyebut karena pesawat yang tetap berada di rutenya sehingga tingkat pembakaran bisa ditekan. "Ini bukan sekadar sumbangsih kami kepada pengguna jasa, tapi juga kepada publik. Karena semakin boros pembakaran di udara, akan semakin besar pencemaran lingkungan," ucapnya. 

Lebih jauh, Novy menyampaikan penerapan prosedur baru itu tengah dalam tahap penilaian di Kementerian Perhubungan. AirNav Cabang Utama MATSC menargetkan standar baru itu bisa mulai berlaku pada Juni 2019 mendatang, sebelum masa mudik Lebaran.

Penerapan auto-pilot untuk pendaratan pesawat sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia. Novy menyebut sistem tersebut sudah diberlakukan di empat bandara yakni Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan. Makassar sendiri belum bisa langsung menerapkan karena kompleksitas masalah di Bandara Hasanuddin. 

"Kalau terealisasi, Bandara Hasanuddin menjadi bandara kelima. Nah, kenapa Makassar baru mau menerapkan? Itu karena permasalahan di sini sangat kompleks. Tugas AirNav di Makassar harus mengakomodir penerbangan sipil dan militer sekaligus," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: