Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa itu Big Data?

Apa itu Big Data? Programming language codes. | Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske
Warta Ekonomi, Jakarta -

Apa itu Big Data? Merujuk pada kamus urban, big data didefinisikan sebagai rangkaian data yang sangat besar dan dapat dianalisis melalui komputasi awan untuk mengungkapkan pola, tren, dan asosiasi, terutama hal yang berkaitan dengan perilaku dan interaksi manusia.

Big Data juga menggambarkan volume data yang besar, baik yang terstruktur maupun tidak, serta selalu ada di dunia bisnis tiap hari. Namun, yang terpenting bukan kuantitasnya, melainkan pengelolaan data-data tersebut. Jika dianalisis dengan tepat, organisasi yang mengelolanya akan mendapatkan wawasan (insight) mengarah pada keputusan yang tepat sehingga dapat menentukan langkah bisnis yang strategis.

Sejarah Big Data dan Pertimbangan Saat Ini

Big Data merupakan salah satu teknologi yang berpengaruh di revolusi industri 4.0. Melansir situs SAS, konsep tersebut sebenarnya sudah ada sejak awal 2000-an ketika Analis Industri Doug Laney menyatakan definisi Big Data yang dikenal saat ini sebagai 3V:

1. Volume

Organisasi pengelola mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk dari transaksi bisnis, media sosial, dan informasi dari sensor atau data machine-to-machine. Di masa lalu, menyimpannya akan menjadi masalah, tetapi teknologi baru (seperti Hadoop) telah meringankan beban saat itu.

2. Kecepatan

Data mengalir dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuatnya harus ditangani tepat waktu. RFID, tag, sensor, dan pengukuran cerdas mendorong kebutuhan untuk menangani ‘banjir data’ dalam waktu yang hampir bersamaan.

3. Variasi

Data memiliki berbagai format, dari yang terstruktur seperti data numerik dalam database tradisional, hingga dokumen teks tidak terstruktur seperti surat elektronik, video, audio, data ticker saham, dan transaksi keuangan.

Mengutip SAS (12/2/2019), ada pertimbangan dua dimensi tambahan dalam Big Data saat ini. Dua dimensi itu, yakni: 

1. Variabilitas

Selain kecepatan dan jenis yang meningkat, aliran data juga bisa menjadi sangat tidak konsisten dengan puncak periodik.

Contohnya, di media sosial ada banyak sekali aliran data setiap harinya. Mulai dari beban data harian, musiman, dan yang dipicu oleh peristiwa. Aliran yang cepat itu menjadi tantangan tersendiri untuk mengelola data, terlebih pada data yang tidak terstruktur. 

2. Kompleksitas

Saat ini data berasal dari berbagai sumber, membuatnya sulit untuk menghubungkan, mencocokkan, membersihkan, dan mentransformasikan data lintas sistem. Karena tu, penting untuk menyambungkan dan menghubungkan hubungan, hierarki, dan sejumlah tautan data. Bila tidak, Anda dapat dengan cepat lepas kendali atas Big Data. 

Data saat ini berasal dari berbagai sumber, yang membuatnya sulit untuk menghubungkan, mencocokkan, membersihkan, dan mentransformasikan data lintas sistem. Namun, penting untuk menyambungkan dan menghubungkan hubungan, hierarki, dan beberapa tautan data atau data Anda dapat dengan cepat lepas kendali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: