Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menargetkan peningkatan ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sampai dengan US$15 miliar di tahun 2019. Angka itu naik 5,6% bila dibandingkan capaian ekspor tahun sebelumnya yang diproyeksi mencapai US$13,28 miliar.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengungkapkan untuk mencapai target tersebut pemerintah siap memberikan beberapa kemudahan fasilitas diantaranya kemudahan untuk impor mesin-mesin dan barang modal yang lebih cepat, dan jaminan akses terhadap ketersediaan bahan baku.
“Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas dan daya saing industri secara nasional, termasuk perusahaan-perusahaan tekstil,” kata Airlangga di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Baca Juga: 2030, Indonesia Masuk 5 Besar Produsen Tekstil Dunia
Airlangga menambahkan seiring menggenjot produktivitas industri tekstil, pihaknya juga melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.
“Upaya strategis itu sebagai salah satu wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam membangun SDM yang kompeten, sesuai kebutuhan dunia industrinya saat ini dan sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0,” paparnya.
Baca Juga: Airlangga Sebut Making Indonesia 4.0 Kunci Daya Saing Industri
Bahkan, Kemenperin, lanjut dia, telah mengusulkan mengenai penerapan skema insentif fiskal berupa super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100%. Fasilitas ini akan diberikan kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi.
“Skema yang diusulkan adalah pengurangan pajak bagi industri yang terlibat dalam pelatihan dan pendidikan vokasi sebesar 200%. Sedangkan, bagi industri yang melakukan kegiatan litbang atau inovasi sebesar 300 %,” ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.
Ia mengungkapkan hingga saat ini, industri TPT di dalam negeri telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau 21,% dari total tenaga kerja di sektor industri manufaktur.
“Ini menunjukkan industri TPT merupakan sektor padat karya,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: