Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antar Jemput Barang Melalui Ojol Jadi Masalah untuk Industri Logistik? Ini Kata JNE...

Antar Jemput Barang Melalui Ojol Jadi Masalah untuk Industri Logistik? Ini Kata JNE... Vice President Marketing JNE, Eri Palgunadi. | Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Munculnya layanan antar jemput barang dari penyedia transportasi daring (online) diakui tak menjadi masalah bagi PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai pelaku industri logistik. Sebaliknya, perusahaan yang berdiri sejak 29 tahun lalu itu justru bisa belajar untuk semakin memperbaiki jasa mereka agar jadi lebih baik untuk konsumen.

Vice President Marketing JNE, Eri Palgunadi, berkata, kompetisi di dalam bisnis seperti itu merupakan hal yang bagus. Karena hal itu, JNE bisa berinovasi dan menghadirkan layanan first mile delivery.

"Saya sering mendengar, barang dikirim ke kantor pengiriman itu menggunakan jasa ojek daring. Dari situ kami belajar, first mile delivery kami harus diperkuat," papar Eri kepada Warta Ekonomi, Kamis (14/2/2019).

Tak hanya itu, JNE juga mulai mengelola media sosial dk beberapa platform untuk melengkapi situs mereka. Bentuk program royaltinya pun berubah dari versi yang awal.

"Dulu program loyalti hanya berbentuk poin, lama-lama kami terpikir untuk menyampaikan pesan lewat program itu, jadi kerja sama dengan YKAN (Yayasan Konservasi Alam Nusantara)," ungkap Eri.

Perusahaan itu juga melakukan inkubasi dam beberapa uji coba proyek (pilot project) yang bermitra dengan beberapa partner. Tujuannya, untuk menciptakan tren dan inovasi di kondisi teknologi yang berubah dengan cepat seperti saat ini.

"Kita mencoba (proyek) dalam skala kecil, jadi tidak berpikir profitabilitas, tetapi untuk menentukan tren. Itu mengapa kami bisa menciptakan tren. Kalau tidak, kita akan terus ketinggalan karena hanya bicaranya pengiriman saja," papar Eri lagi.

Di sesi yang sama, Eri berpesan agar para pelaku industri logistik untuk menghadapo era disrupsi teknologi dengan belajar, berbicara, dan bergerak. Seperti prinsip dari JNE selama 28 tahun belakangan ini.

"Mau belajar artinya selalu open mind. Proses disrupsi itu harus diadaptasi. Berbicara artinya mau mendengar karyawan, konsumen juga. Terakhir, mau bergerak," tutup Eri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: