Indonesia sejauh ini telah menjalin kerja sama dengan Kolombia dalam penanggulangan narkoba karena telah menjadi persoalan global.
Salah satu bentuk penguatan sinergi, pada hari Jumat melakukan komunikasi secara intensif, termasuk tatap muka lewat video guna membahas permasalahan narkoba yang dihadapi saat ini dan strategi yang ditempuh untuk mengatasinya.
Dalam kegiatan video konferensi di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta Timur, Jumat, Kepala BNN RI Komjen Pol. Heru Winarko kepada Direktur Antinarkotika Kepolisian Kolombia Jorge Luiz Ramirez mengatakan bahwa Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam hal penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
"Saat ini, sindikat narkoba melakukan berbagai cara untuk menyelundupkan narkoba, dari mulai modus 'body wrapping', pengiriman lewat laut hingga paket," kata Heru.
Menurut dia, narkoba yang paling banyak di negeri ini adalah ganja. Tanaman ini banyak tumbuh di Aceh sehingga perlu upaya keras selain pemberantasan, yaitu Alternative Development Program (Program Pemberdayaan Alternatif).
"Saya harap Kolombia yang berhasil menerapkan program tersebut dapat mendukung Indonesia dalam hal program ADP di Aceh," kata Heru.
Tantangan lain yang juga perlu menjadi atensi adalah maraknya peredaran narkoba jenis baru atau New Psychoactive Substances (NPS) yang hingga saat ini sudah berjumlah 74 jenis. Bahkan, delapan di antaranya belum masuk ke dalam regulasi.
"Dengan kompleksitas ini, kerja sama antara kedua negara dinilai penting sehingga dapat mempersempit ruang gerak sindikat, dan pada akhirnya tidak ada lagi tempat bersembunyi bagi mereka," kata Heru.
Kepada delegasi Kolombia, Kepala BNN menginginkan kerja sama yang konkret, seperti pertukaran informasi intelijen dalam rangka menekan suplai, termasuk kasus kokain yang kembali muncul ke permukaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat