Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni, menilai Prabowo Subianto tak berhak bicara soal kesenjangan sosial di Indonesia. Mengingat, Ketum Gerindra itu merupakan satu dari segelintir orang yang menguasai kekayaan negara, yang kerap digembar-gemborkan capres nomor urut 02 itu.
"Pak Prabowo bagian dari 1% orang super kaya yang kuasai aset negara," ujarnya di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Baca Juga: Waduh! Pendekatan Ekonomi Jokowi Mendekati Kapitalisme, Kata Fadli Zon
Pernyataan itu diungkapkan Antoni saat menanggapi pernyataan Jokowi yang menyinggung lahan Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh.
Menurut Antoni, pernyataan sang capres hanyalah untuk mengingatkan Prabowo. Sebab, kala itu, Prabowo menyindir pembagian sertifikat tanah yang dilakukan Jokowi berdampak pada tiadanya lahan bagi anak-anak cucu kelak. Padahal, capres nomor urut 02 itu saat ini tengah menguasai lahan negara seluas ratusan ribu hektar.
"Selama ini Pak Prabowo bicara soal kesenjangan sosial, terakumulasinya 1 persen termasuk aset tanah dan kekayaan hanya di 1 persen rakyat Indonesia saja, Pak Jokowi ingin mengatakan kalau itu bukan policy dia, tapi policynya zaman Pak Harto, mertuanya Pak Prabowo, sampai zaman Presiden terakhir kemarin dan kesenjangan sosial yang terjadi hari ini bagian dari yang pernah dikerjakan oleh Pak Prabowo atau paling tidak dia menikmati proses kesenjangan sosial itu," terangnya.
Baca Juga: Debat Semalam, TGB Ibaratkan Lomba Moto GP: Jokowi 'Tancap Gas' Ditikungan, Prabowo Tertinggal
"Jadi, jangan ngomong soal kesenjangan sosial, jangan bilang itu penyakit. Itu penyakit dari yang mertuanya bikin, dan dia bagian dari itu. Turut menikmatinya," sambungnya.
Terkait pernyataan Prabowo yang akan mengembalikan tanah negara yang dikelolanya, Antoni mengatakan, hal itu kembali kepada capres 02. Jika Prabowo masih 'berteriak' soal kesenjangan sosial soal kepemilikan lahan, maka sudah seharusnya tanah yang dikelolanya dikembalikan kepada negara.
"Nah poinnya itu, justru terserah aja Pak Prabowo mau balikin ke negara atau enggak. Tapi jangan ngomong soal kesenjangan sosial, jangan bilang itu penyakit. Itu penyakit dari yang mertuanya bikin, dan dia bagian dari itu. Turut menikmatinya," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim