Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Klaim 5.945 IKM Telah Manfaatkan Platform Digital

Pemerintah Klaim 5.945 IKM  Telah Manfaatkan Platform Digital Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Henry C.Widjaja (kedua kanan) berbincang dengan pelaku industri komponen saat meninjau industri kecil dan menengah (IKM) logam di Desa Bengle, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (10/10). Y | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di dalam negeri agar memanfaatkan perkembangan teknologi terkini melalui program e-Smart IKM.

Direkur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya mencatat sebanyak 5.945 pelaku usaha telah mengikuti lokakarya e-Smart IKM dengan total omzet sebesar Rp1,5 miliar.

Berdasarkan sektornya, industri logam mendominasi hingga 40,99% dari total transaksi di e-Smart IKM. Kemudian disusul sektor industri fesyen sebesar 30,13%, industri makanan dan minuman 23,50%, industri herbal 1,22%, industri furnitur 0,90%, serta industri kreatif dan lainnya 0,72%.

"Hingga 2019, ditargetkan bisa mencapai total 10.000 peserta dengan sekitar 30.000 produk IKM yang dapat diakses konsumen melalui marketplace," ungkap Gati di Jakarta, Senin (28/2/2019).

Baca Juga: Ekspor Produk IKM Dibidik Tumbuh 10%, Ini Strategi Pemerintah

Sampai saat ini, lanjut dia, e-Smart IKM yang dilaksanakan hingga di 22 provinsi, telah melibatkan beberapa pihak, seperti BI, BNI, Google, idEA, serta Kemenkominfo. Selain itu, menggandeng pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.

"Program e-Smart IKM juga bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Go-Jek," sebut Gati.

Lebih lanjut, e-Smart IKM juga akan memfasilitasi pelaku usaha agar dapat mengakses pasar yang lebih luas melalui kerja sama dengan ATT Group selaku authorized global partner Alibaba di Indonesia.

"Kerja sama ini meliputi pelatihan pemasaran online bagi IKM dalam melaksanakan operasional di dalam Alibaba, serta pertukaran data dan informasi mengenai perkembangan dan pencapaian IKM yang masuk dalam e-Smart IKM," paparnya.

Gati mengatakan, pemerintah menargetkan ekspor produk IKM bisa tumbuh 10%. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan terus mendorong IKM Indonesia bisa bersaing di tingkat global.

Baca Juga: Bea Cukai Buka Klinik Ekspor Bagi IKM

"Targetnya, kami ingin menyasar pasar Amerika dan Eropa karena perekonomian mereka secara fundamental lebih mantap," ujarnya.

Menurut dia, produk IKM memiliki segmentasi pasar yang spesifik karena pasar dari kedua negara tersebut bisa menerimanya.

"Untuk IKM yang produknya segmented, pasar Amerika dan Eropa yang bisa menerima produk lebih spesifik khususnya yang craft," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: