Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Raih Penghargaan dalam Ajang PFI Awards 2018 di London

Pertamina Raih Penghargaan dalam Ajang PFI Awards 2018 di London Kredit Foto: PT Pertamina (Persero)
Warta Ekonomi, London -

Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) berhasil meraih penghargaan skala internasional, yaitu “Power Deal of The Year 2018” untuk proyek Jawa-1 LNG-to-Power yang diadakan oleh majalah Project Finance International (PFI). 

Penganugerahan penghargaan ini diberikan di Hilton Park Lane Hotel London, Rabu (6/02/2019) dan turut dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury serta Direktur Utama PPI, Ginanjar.

Nicke Widyawati berharap penghargaan yang diterima oleh PPI akan menjadi inspirasi dan semakin memacu semangat seluruh insan Pertamina dalam mendukung sustainability growth Pertamina melalui inovasi dan kreativitas bisnis.

"Insan Pertamina harus selalu kreatif dan tajam dalam mengidentifikasi peluang bisnis serta mengembangkannya dengan cara-cara yang tidak konvensional serta mampu mengikuti dinamika bisnis dan industrinya bahkan beyond,” pungkasnya sesuai keterangan resmi yang diterima Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Baca Juga: Pertamina Resmikan Empat Titik BBM Satu Harga di Kepulauan Mentawai

Perlu diketahui, PFI merupakan most respected publication berskala internasional di bidang project financing yang menjadi acuan/kiblat di global infrastructure finance market. Proyek Jawa-1 LNG-to-Power terpilih sebagai Power Deal of The Year di Kawasan Asia-Pacific setelah melalui proses screening dan pitching oleh tim editorial PFI sejak awal bulan November 2018 dari seluruh project financing di berbagai sektor energi (power, renewables, solar, wind, oil & gas, mining, petrochemical, clean energy) di setiap region dan secara global.

Berdasarkan keterangan, Proyek LNG-to-Power menjadi trend bisnis di industri energi dalam beberapa tahun terakhir. Kombinasi dari meningkatnya kepedulian terhadap isu lingkungan (environmental concern), dinamika bisnis LNG saat ini, dan penggunaan floating storage and regasification unit (FSRU) sebagai solusi LNG infrastructure, membuat negara-negara di dunia mulai melihat skema LNG-to-Power sebagai solusi cepat pemenuhan kebutuhan power generation berbasis clean energy meskipun skema tersebut mempunyai tantangannya sendiri dan tidak mudah.

Jawa-1 LNG-to-Power merupakan paduan dua proyek dari dua sektor industri berbeda yaitu LNG/gas infrastructure berupa new-build 170,000m3 FSRU dan power generation berupa green field gas-fired power plant 1760 MW. Secara keseluruhan, dibawah leadership Pertamina, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestik dan internasional. Hal ini menjadi tantangan dan pembuktian bagi Pertamina untuk memastikan proyek ini bankable dan dapat mencapai financial closing sesuai target waktu mengingat struktur financing yang kompleks.

Baca Juga: BBM Satu Harga Bikin Pertamina Bangkrut?

Pada skema tradisional, bisnis IPP dan LNG infrastructure berdiri sendiri-sendiri dan saling independent. Dengan konsep terintegrasi dalam konteks kepemilikan, konstruksi dan contractual arrangement, maka alignment of interest dan risk allocation antara PT Jawa Satu Power dan PT Jawa Satu Regas sebagai project companies serta para supporting partners menjadi kunci.

Proyek ini memperoleh award sebagai power deal of the year dan dinilai luar biasa karena dengan business nature yang berbeda dan struktur proyek yang unik, namun Pertamina dan konsorsiumnya dapat mencapai Financial Closing (FC) dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 14 bulan, bahkan tanpa adanya government guarantee. Hal ini menjadi achievement tersendiri di bisnis infrastruktur dan IPP Indonesia bahkan di kawasan Asia-Pacific.

Proyek dengan nilai +US$1,8 miliar (atau sekitar 26 triliun rupiah) ini berhasil mendapatkan pendanaan project financing yang disponsori oleh konsorsium lenders yang  terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale dengan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: