Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, mengatakan pemerintah Filipina masih berupaya melakukan pembebasan terhadap dua orang WNI yang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf.
Wiranto menambahkan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga telah turun tangan untuk upaya pembebasan tersebut.
"Ya itu kan masih diusahakan. Karena campur tangan pemerintah Filipina sendiri sangat penuh. Bahkan Presiden (Duterte) sendiri ikut campur. Kalau presiden sudah ikut campur, kita tunggu aja," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Baca Juga: Dua WNI Disandera Abu Sayyaf, Kemlu Bilang...
Ia menambahkan, Indonesia menunggu aksi otoritas Filipina. Apalagi, Duterte sudah menegaskan tak boleh ada tebusan dalam pembebasan 2 WNI dan 1 WN Malaysia tersebut.
"Kecuali pemerintah Filipina itu ogah-ogahan nah itu urusan kita. Tapi sekarang Presiden (Duterte) kan sudah mengancam bahkan kan untuk bisa membebaskan dua warga Indonesia satu Malaysia tanpa menggunakan uang kan gitu jelas sekali. Jadi tunggu aja," jelasnya.
Baca Juga: Dianggap Presiden Jagal, Duterte Diadukan ke Mahkmah Internasional
Sebelumnya, hingga saat ini 2 WNI bernama Hariadin dan Heri itu masih dalam penyanderaan. Mereka adalah warga Dusun La Bantea, Desa Kalimas, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi.
Mereka bersama seorang WN Malaysia diculik saat bekerja di kapal ikan di perairan Sabah, Malaysia pada 5 Desember 2018 lalu. Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar Rp10 miliar.
Dubes Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, menjelaskan Presiden Filipina Rodrigo Duterte turun langsung untuk menyelesaikan persoalan ini.
Baca Juga: Wiranto Tak Ada Waktu 'Ladenin' Tantangan Kivlan Zen
Duterte bahkan sudah bertemu dengan pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF) untuk membantu upaya pembebasan dua WNI bernama Hariadin dan Heri Ardiansyah serta sandera warga negara asing lainnya.
"Pada 22 Februari 2019, Presiden Duterte telah bertemu dengan Nur Misuari, pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF). Dalam pertemuan tersebut Presiden Duterte mendesak pimpinan MNLF untuk membantu proses pembebasan sandera WN asing. Desakan tersebut dilakukan karena sebagian anggota ASG merupakan eks anggota MNLF dan Nur Misuari sebelumnya pernah membantu pembebasan sandera ASG," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: