Duh! Baru Dibebaskan Abu Sayyaf, 5 WNI Disandera Lagi oleh Kelompok Lain
Lima nelayan warga negara Indonesia (WNI) yang berbasis di Sandakan telah dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf melalui para perantara. Namun, kelima nelayan itu disandera lagi oleh kelompok perantara tersebut.
Sumber-sumber intelijen regional mengatakan para perantara untuk keluarga lima sandera WNI telah memenuhi tuntutan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Apo Mike. Melalui perantara itulah kelima nelayan WNI dibebaskan.
Baca Juga: Kelompok Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp8,4 Miliar, Apa Kata Pak Mahfud?
Namun, para sumber itu mengatakan bahwa para perantara sekarang menyandera kelima nelayan Indonesia dan menuntut pembayaran tambahan.
Para sumber, seperti dikutip The Star, Senin (27/4/2020), menambahkan negosiasi sekarang sedang dilakukan dengan para perantara yang berbasis di Jolo, yang dipimpin oleh seorang wanita. Para perantara asal Jolo ini pernah dikaitkan erat dengan seorang pemimpin Moro.
Kelima nelayan WNI itu bekerja di perusahaan perikanan yang berbasis di Sandakan. Mereka adalah kapten kapal pukat; Arsyad Dahlan, 41, dan para awak; La Baa, 32, Riswanto Hayano, 27, Edi Lawalopo, 53, dan Syarizal Kastamiran, 29.
Kelima WNI itu diculik di perbatasan laut wilayah Tambisan di Lahad Datu pada 17 Januari 2020.
Sekitar satu bulan yang lalu, kelompok Abu Sayyaf merilis sebuah video, di mana mereka mengancam akan memenggal kelima sandera itu jika tidak ada pembayaran uang tebusan.
Abu Sayyaf dilaporkan meminta RM3 juta hingga RM4 juta kepada anggota keluarga para sandera.
Belum diketahui apakah ada uang tebusan yang dibayarkan kepada geng Apo Mike sebelum kelima orang itu diserahkan.
Sumber intelijen mengatakan, dalam kesepakatan terpisah, komandan kunci Abu Sayyaf lainnya Idang Susukan, yang telah bertanggung jawab atas serentetan penculikan lintas-perbatasan di Sabah, telah "menyerah" kepada pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari.
Saat ini, Idang dikatakan berada di pangkalan Misuari di Jolo dan berharap Misuari akan membuat kesepakatan untuknya dengan Manila.
"Sejauh ini, tidak ada indikasi apakah pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte siap untuk memberikan kesepakatan kepada Idang," kata sumber itu.
Idang adalah penculik utama yang menahan Bernard Then dari Malaysia, yang dipenggal pada 17 November 2015.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: