Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wih, Laba United Tractors Melompat 50%

Wih, Laba United Tractors Melompat 50% Ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2018 digunakan oleh PT United Tractors Tbk (UT) untuk memperkenalkan mobil konsep mereka. Pada pameran yang berlangsung selama 1–4 Maret 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) ini UT menampilkan tiga produk unggulan, yaitu UD Trucks Quester, Scania Trucks, dan Scania Bus. | Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT United Tractors Tbk (UNTR) anak usah PT Astra International Tbk (ASII) pada atahun 2018 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp84,6 triliun atau meningkat sebesar 31% dibandingkan Rp64,6 triliun pada tahun 2017. Presiden Direktur United Tractors, Gidion Hasan mengatakan bahwa peningkatan pendapatan bersih ini disebabkan oleh peningkatan kinerja operasional yang lebih baik dari seluruh lini bisnis milik Perseroan. 

"Masing masing unit usaha seperti Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan, dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 35%, 48%, 13% dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian," ujarnya, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (27/2/2019). 

Sejalan dengan peningkatan kinerja operasional disertai dengan marjin pendapatan yang lebih baik, Gidion menuturkan bila Perseroan membukukan laba bersih sepanjang tahun 2018 mencapai Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar 50% jika dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2017 sebesar Rp7,4 triliun.

Baca Juga: Harga Batu Bara Membaik, Kinerja United Tractors Kinclong

Dimana, segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 29% menjadi 4.878 unit, dibandingkan dengan 3.788 unit pada tahun 2017. Peningkatan penjualan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan alat berat dari semua sektor. Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 36% (berdasarkan riset pasar internal). Penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami peningkatan dari 700 unit menjadi 808 unit, sementara penjualan Scania truk dan bus turun dari 1.116 unit menjadi 792 unit.

Sejalan dengan peningkatan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 32% menjadi Rp9,4 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 20% menjadi Rp29,6 triliun.

Adapun, segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), pada tahun 2018 membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 37% menjadi Rp40,6 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 11% dari 112,6 juta ton menjadi 125,1 juta ton, sementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat 22% dari 800,8 juta bcm menjadi 979,4 juta bcm.

Sementara, segmen usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung total penjualan batu bara pada tahun 2018 mencapai 7,0 juta ton atau naik sebesar 11% dari 6,3 juta ton pada tahun 2017. Peningkatan rata-rata harga jual batu bara yang signifikan membuat pendapatan unit usaha Pertambangan naik 49% menjadi Rp10,7 triliun.

Pada bulan Desember 2018, Perseroan melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara, telah menyelesaikan akuisisi 95% kepemilikan PT Agincourt Resources, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral emas. PT Agincourt Resources mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Di akhir tahun 2018 total penjualan emas dari tambang Martabe yang terkonsolidasi adalah sekitar 35.000 ons. 

Baca Juga: United Tractors Akuisisi 95% Saham Agincourt Resources

Pada usaha Industri Konstruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp3 triliun pada tahun 2017. Namun, laba bersih ACSET mengalami penurunan dari Rp 154 miliar menjadi Rp18 miliar di tahun 2018. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat pada pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan. Nilai kontrak baru ACSET pada tahun 2018 mencapai Rp1,6 triliun yang berasal dari proyek infrastruktur, fondasi dan struktur, dengan kontribusi masing-masing sebesar 37%, 30% dan 33%.

PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan Perseroan saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga akhir tahun 2018, progress pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 55% dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: