Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pekerja Harus Pahami Ini untuk Jalankan Teknologi Industri 4.0

Pekerja Harus Pahami Ini untuk Jalankan Teknologi Industri 4.0 Kredit Foto: Unsplash/Agto Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri 4.0 menuntut keterampilan dan pemahaman para pekerja untuk mengoperasionalkan pabrik yang menjadi pusat industri. Karena itu kesiapan orang-orang di pusat teknologi sebuah perusahaan menjadi kunci keberhasilan dalam transformasi. Ketrampilan teknis dan pemahaman akan perangkat lunak yang digunakan sangat penting dalam mengadopsi teknologi industri 4.0.

Laporan Accenture Consulting, tentang manning the mission for advanced manufacturing, menjelaskan, industri 4.0 akan merubah cara fasilitas yang dijalankan, dikelola dan dipelihara. Pelaku industri meramalkan untuk menjalankan pekerjaan yang ada, tenaga kerja memperoleh ketrampilan teknis baru. Para teknisi dan insinyur dituntut memiliki keduanya pemahaman tentang rekayasa inti keterampilan dan keterampilan, serta keterampilan digital.

Lebih dari tiga seperempat dari perusahaan yang disurvei mengatakan mereka operator dan teknisi harus mampu membaca dan menafsirkan data yang dikumpulkan dan ditampilkan pada dasbor metrik kinerja. Insinyur semakin perlu memamerkan beberapa tingkat keakraban dengan manajemen Infrastruktur IoT, big data dan cybersecurity, selain pengetahuan teknik inti.

Baca Juga: Industri 4.0 Bukan Hanya Unicorn dan e-commerce

Di level manajerial, kebanyakan eksekutif disurvei mengungkapkan perlunya apresiasi dari berbagai kemampuan IOT. Memperoleh keterampilan digital yang muncul akan berkembang biak lebih banyak spesialis multi-domain atau talenta hibrid, orang yang tidak hanya cakap dalam hal domain inti, tetapi juga dilengkapi dengan keterampilan digital. Spesialis multi-domain yang memahami solusi Industry 4.0 seperti big data, bisa bayangkan bagaimana ini solusi dapat diterapkan dan dibuat nilai dalam operasi pabrik.

Menurut General Manager Pulau Shell Jurong, Stephen Fowler, orang yang bisa memahami industri dan juga memanipulasi data akan banyak lebih berharga dari rasa vanila analis data yang baru saja memasukkan data sebuah mesin.

"Mereka tahu apa datanya mewakili dan di mana nilai potensial dalam data ada. Pada saat yang sama, keahlian teknik inti diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan solusi dengan aman dan layak dalam batasan realistis. Sesorang yang memiliki talenta hibrid mendapat posisi lebih baik untuk mengimplementasikan digitalisasi yang sukses inisiatif dan mengoperasikan fasilitas yang mendukung IoT," ujarnya.

Sementara Direktur Eksekutif Energi dan Bahan Kimia, EDB, Damian Chan, mengungkapkan, sebagai perusahaan di Pulau Jurong memulai manufaktur maju inisiatif, insinyur perlu membangun apresiasi terhadap keterampilan-TIK seperti analisis data, jaringan rekayasa dan keamanan siber.

"Ini permintaan akan bakat hibrida diharapkan meningkat seiring digitalisasi menjadi meresap di seluruh industri,” ujar Damian Chan dalam laporan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: