Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sederet Raksasa Teknologi yang Implementasikan Machine Learning

Sederet Raksasa Teknologi yang Implementasikan Machine Learning Ilustrasi artificial intelligence. | Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan teknologi selalu terikat dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI). Ada model AI yang mulai diterapkan dalam perusahaan-perusahaan teknologi saat ini, yakni Machine Learning (ML).

Baca Juga: Apa Itu Machine Learning?

ML adalah algoritma yang mengolah data, mempelajari data tersebut, dan menerapkan apa yang telah dipelajari untuk membuat keputusan. Mau tahu perusahaan teknologi apa saja yang telah memanfaatkan ML di dalamnya? Simak berikut urutannya:

Google

Perusahaan pertama yang mengimplementasikan ML adalah raksasa mesin pencari, Google. Google telah melakukan sederet akuisisi terhadap startup yang berbasis AI, salah satunya DeepMind pada 2014.

Google terus berusaha untuk mempelajari seluruh aspek dari ML. Hal ini membuat mereka juga mengembangkan berbagai algoritme klasik, seperti Pemrosesan Bahasa Alami, penerjemah suara dan tulisan, sistem prediksi, dan tentu saja mesin pencari mereka.

Selain itu, Google juga mulai menerapkan chatbot beberapa waktu lalu yang berguna membalas pesan dari aplikasi pesan instan secara otomatis.

IBM

Selanjutnya, ada perusahaan teknologi IBM. IBM memanfaatkan AI untuk pengenalan suara dan pelayanan penerjemah bahasa selayaknya Google.

Selain itu, mereka juga memiliki Watson Machine Learning yang berfungsi layaknya Google Cloud, namun tentu saja dengan kemampuan yang lebih canggih. Kini Watson telah berkembang jauh menjadi sebuah teknologi yang dapat digunakan sebagai mandiri.

Baca Juga: Mediatek dan Google Perluas Kolaborasi Melalui Teknologi Machine Learning

Watson telah membantu manusia untuk mendiagnosis berbagai jenis kanker—sesuai dengan klaim IBM, jauh lebih akurat dibandingkan onkolog biasa. Watson juga kini telah mampu untuk menulis lagu dan  juga memproduksi trailer film sendiri.

Facebook

Ketiga, ada perusahaan raksasa besutan Zuckerberg. Desember 2013 silam. Facebook merekrut ahli kecerdasan buatan bernama Yann LeCun untuk memimpin pusat riset AI barunya.

Facebook menggunakan jaringan neural untuk menerjemahkan sekitar 2 miliar postingan pengguna per harinya dalam lebih dari 40 bahasa. Terjemahannya itu dilihat oleh 800 juta penguna dalam sehari. Selain itu, AI juga dimanfaatkannya untuk pencarian foto serta organisir foto, juga pengenalan wajah dalam foto yang kini sudah hadir dalam platform-nya.

Microsoft

Perusahaan selanjutnya adalah Microsoft. Sama seperti Facebook, Microsoft juga memanfaatkan AI untuk membuat susunan peringkat pencarian, pencarian foto, sistem terjemahan, dan sebagainya.

Selaras pula dengan yang dilakukan Google, mengutip dari CBInsights, Microsoft melakukan akuisisi dengan berbagai startup untuk mengembangkan penerapan pembelajaran mesin di perusahaannya.

Di Indonesia, Microsoft juga menciptakan chatbot bernama Rinna yang bisa diajak berbicara dalam akun resminya di aplikasi pesan Line.

Netflix

Terakhir, Netflix. AI telah digunakan di dalam perusahaan itu dengan mentransfer Black Mirror atau serial dan film lain kepada audiens, menggunakan data perlindungan pengguna mereka. Berkat teknologi ini, Netflix mampu meraup hingga US$1 miliar (sekitar Rp14,2 triliun) selama satu tahun karena mereka berhasil menyediakan konten yang tepat untuk penggunanya.

Baca Juga: Pendapatan Lampaui Estimasi, Disney Siap Bersaing dengan Netflix

Selain itu, Netflix juga menggunakan algoritme khusus yang disebut Dynamic Optimizer untuk menganalisis setiap bingkai dalam serial atau film yang ditonton penggunanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: