Dukung Keuangan dan Ekonomi Syariah, KNKS Luncurkan Pusat Kajian ICIES
Dewasa ini program-program studi (prodi) ekonomi syariah dan terkait sudah cukup banyak di Indonesia. Secara umum prodi-prodi yang ada sudah cukup baik namun masih belum terstandardisasi.
Selain itu, riset ekonomi syariah di Indonesia sudah cukup banyak namun perlu ditingkatkan kualitasnya agar dikenal lebih baik oleh dunia internasional. Karena itu, untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang ekonomi syariah, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tahun ini akan meluncurkan Indonesian Center for Islamic Economics Studies (ICIES).
Direktur Bidang Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNKS, Sutan Emir Hidayat, menyatakan pada 26 Februari lalu KNKS mengadakan diskusi awal terkait pendirian ICIES. Beberapa stakeholder yang terlibat dalam diskusi tersebut, diantaranya Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama, Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian PPN/Bappenas, LPS, OJK, BI, MUI, BPJPH, BPS, IAEI, MES, IPB, UI, Trisakti, UNPAD, UNAIR, UMY, UII, UIN Ar-Raniry, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Manulife, Samuel Sekuritas, dan Hotel Sofyan.
“Selama ini sudah banyak pusat studi dengan keunggulan mereka masing-masing, seperti PEBS UI, CIBEST IPB, dan Puskas Baznas. Namun, belum ada koordinasi yang cukup baik diantara penghasil dan pengguna riset," kata dia kepada Warta Ekonomi, baru-baru ini.
Baca Juga: Ma’ruf Amin: Ekonomi Syariah Cocok Diterapkan di Indonesia
Oleh karena itu, sambungnya, ICIES ingin menciptakan sinergi antara pusat-pusat studi tersebut sebagai penghasil riset dengan pihak-pihak terkait lainnya seperti pelaku pasar, regulator, dan kementerian.
"Dalam tahap awal, ICIES akan mengidentifikasi isu-isu krusial yang dibutuhkan oleh stakeholder, sebagiannya sudah disebutkan dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia yang segera akan diluncurkan” tambahnya.
Nantinya, hasil riset akan menjadi kepemilikan bersama dan bisa diakses secara gratis oleh semua orang. Agar makin dikenal dengan baik oleh dunia internasional, nantinya diharapkan semakin banyak riset Indonesia yang terpublikasi di jurnal berstandar internasional seperti jurnal-jurnal yang terindeks Scopus. ICIES akan dilengkapi oleh International advisory board atau dewan penasehat yang dipunggawai oleh peneliti ternama di bidang ekonomi syariah.
Selain diharapkan sebagai reference pengambilan kebijakan di masa yang akan datang, hasil riset ICIES juga akan dilengkapi dengan Knowledge Center atau Digital Library dimana stakeholder akan lebih mudah mendapatkan data dan referensi terkait keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia. Contohnya, seberapa efektifkah pasar keuangan antarbank syariah di Indonesia saat ini?
Nantinya ICIES, melalui kerjasama dengan stakeholder, bisa mengirim survey atau mengadakan interview ke lembaga keuangan Syariah (LKS) tertentu untuk mengidentifikasi isu-isu riset penting yang dibutuhkan, hasil survey atau interview tersebut kemudian akan dikonfirmasi ulang, maka keluarlah rekomendasi riset. Rekomendasi tersebut akan diwujudkan dalam penelitian yang memberikan bukti empiris dengan data yang lengkap dan diadakan bersama pusat studi yang kompeten. Misalnya, jija penelitian yang berhubungan dengan tingkat kesehatan bank, digandeng grup riset keuangan Syariah OJK.
"Dan pasti kalau temanya sangat dibutuhkan pelaku usaha mereka pasti mau mendanai risetnya. Insya Allah tahun 2019 ini ICIES meluncur, saat ini kita lagi nyusun model konseptual, setelah ada dukungan dan komitmen stakeholder baru kita ikat dalam bentuk working grup,” tambah Emir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: